Riset Ringan Riset Ringan
  • Beranda
  • Tentang Kami
  • Ekologi (Islamic Ecology)
  • Ekonomi Islam (Islamic Finance)
  • Gerakan Sosial (Social Movement)
  • Islamic Studies
  • Isu Perempuan (Woman Issues)
  • Nalar Salim
    • Nalar Insani
    • Nalar Sufi
    • Nalar Tafsir
  • Kajian Bahasa (Sastra)
  • Kajian Filsafat (Philosophical Discourse)
  • Kewarganegaraan
  • Liputan Khusus
  • Pendidikan (Education)
  • Studi Kebudayaan (Cultural Studies)
  • Teknologi Informasi (Informatic Technology)
  • Wawancara
  • Kirim Tulisan
Rubrik
  • Ekologi (Islamic Ecology)
  • Ekonomi Islam (Islamic Finance)
  • Gerakan Sosial (Social Movement)
  • International Article
  • Islam dan Teknologi Informasi
  • Islamic Studies
  • Isu Perempuan (Woman Issues)
  • Kajian Bahasa (Sastra)
  • Kajian Filsafat (Philosophical Discourse)
  • Kewarganegaraan
  • Kuliah Subuh Ramadhan
  • Kultum Ramadhan
  • Liputan Khusus
  • Muhammadiyah
  • Nalar Insani
  • Nalar Salim
  • Nalar Sufi
  • Nalar Tafsir
  • Pendidikan (Education)
  • Reportase
  • Resensi Buku
  • Resensi Buku
  • Studi Kebudayaan (Cultural Studies)
  • Teknologi Informasi (Informatic Technology)
  • Uncategorized
  • Wawancara
Riset Ringan Riset Ringan
Riset Ringan Riset Ringan
  • Beranda
  • Tentang Kami
  • Kategori
    • Nalar Salim
      • Nalar Tafsir
      • Nalar Insani
      • Nalar Sufi
    • Ekologi (Islamic Ecology)
    • Ekonomi Islam (Islamic Finance)
    • Gerakan Sosial (Social Movement)
    • Islamic Studies
    • Isu Perempuan (Woman Issues)
    • Kajian Bahasa (Sastra)
    • Kajian Filsafat (Philosophical Discourse)
    • Kewarganegaraan
    • Liputan Khusus
    • Pendidikan (Education)
    • Studi Kebudayaan (Cultural Studies)
    • Teknologi Informasi (Informatic Technology)
    • Wawancara
  • Kirim Tulisan
  • Ekologi (Islamic Ecology)
  • Gerakan Sosial (Social Movement)
  • Resensi Buku

Masyarakat Sipil dan Transisi Energi Hijau

  • November 21, 2024
  • Redaksi Riset Ringan
Total
0
Shares
0
0
0

Oleh: Alvin Qodri Lazuardy, M.Pd/ Praktisi Pendidikan dan Pemerhati Literasi Lingkungan Hidup

Di tengah peralihan besar menuju energi hijau, masyarakat sipil muncul sebagai aktor penting yang sering kali luput dari perhatian. Dalam konteks demokrasi, masyarakat sipil memainkan peran strategis sebagai penyeimbang antara negara, korporasi, dan mitra internasional, yang terkadang hanya fokus pada kepentingan jangka pendek dan keuntungan material. Dengan kekuatannya yang berakar pada advokasi, pengawasan, dan pemberdayaan masyarakat, masyarakat sipil mampu menjadi motor penggerak utama untuk memastikan transisi energi yang berkeadilan dan inklusif.

Konteks Global Transisi Energi

Transisi energi hijau, sebagai upaya untuk menggantikan sumber energi fosil dengan energi terbarukan, bukan sekadar pergeseran teknis. Ini adalah perubahan paradigmatik yang menyentuh berbagai aspek, mulai dari tata kelola energi, kebijakan lingkungan, hingga distribusi sosial-ekonomi. Namun, realitas transisi ini sering diwarnai dengan ketimpangan. Negara-negara berkembang kerap menjadi “korban” atas ambisi global untuk energi hijau, karena mereka dipaksa menanggung beban lingkungan dan sosial akibat eksploitasi sumber daya untuk memenuhi kebutuhan teknologi hijau negara maju.

Dalam kondisi seperti ini, masyarakat sipil memainkan peran penting untuk memastikan bahwa transisi energi tidak hanya berfokus pada tujuan lingkungan semata, tetapi juga menjunjung tinggi prinsip keadilan sosial. Tanpa keterlibatan masyarakat sipil, transisi energi berisiko menjadi monopoli negara dan korporasi yang cenderung mengabaikan kelompok masyarakat rentan.

Peran Masyarakat Sipil dalam Transisi Energi

Advokasi Kebijakan dan Reformasi Tata Kelola. Salah satu kontribusi utama masyarakat sipil adalah mengadvokasi reformasi kebijakan di sektor energi. Dalam banyak kasus, kebijakan energi sering kali didikte oleh aktor-aktor besar yang memiliki akses lebih besar ke sumber daya dan kekuasaan politik. Dalam situasi seperti ini, masyarakat sipil bertindak sebagai penjaga kepentingan publik, mendorong kebijakan yang lebih inklusif, transparan, dan berbasis pada kebutuhan nyata masyarakat.

Sebagai contoh, di beberapa negara berkembang, organisasi masyarakat sipil telah berhasil menekan pemerintah untuk meningkatkan alokasi anggaran energi terbarukan bagi daerah pedesaan yang sebelumnya tidak terjangkau listrik. Advokasi ini tidak hanya memastikan pemerataan akses energi, tetapi juga membuka peluang bagi inovasi lokal yang berkelanjutan.

Akuntabilitas dan Transparansi

Masyarakat sipil juga memiliki peran sentral dalam memastikan akuntabilitas dan transparansi dalam tata kelola energi. Proyek energi skala besar, seperti pembangunan pembangkit listrik tenaga surya atau angin, sering kali melibatkan dana publik yang besar. Tanpa pengawasan masyarakat sipil, ada potensi penyalahgunaan anggaran dan kegagalan proyek yang berdampak pada kerugian masyarakat luas.

Melalui pemantauan independen, masyarakat sipil dapat mengidentifikasi dan melaporkan penyimpangan dalam pelaksanaan proyek energi hijau. Mereka juga dapat memastikan bahwa proyek-proyek ini tidak hanya menguntungkan segelintir elit, tetapi benar-benar memberikan manfaat nyata bagi masyarakat luas.

Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat

Salah satu kekuatan utama masyarakat sipil terletak pada kemampuannya untuk memberdayakan masyarakat akar rumput. Dalam banyak kasus, masyarakat lokal sering kali tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan terkait proyek energi hijau di wilayah mereka. Akibatnya, banyak proyek yang gagal karena kurangnya dukungan dari masyarakat setempat.

Masyarakat sipil dapat menjembatani kesenjangan ini dengan melibatkan komunitas lokal dalam proses perencanaan dan pelaksanaan proyek energi. Melalui pendekatan partisipatif, masyarakat tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga aktor utama dalam keberhasilan transisi energi. Misalnya, inisiatif desa energi mandiri yang diprakarsai oleh masyarakat sipil di beberapa wilayah Indonesia menunjukkan bagaimana partisipasi masyarakat dapat menciptakan solusi energi yang lebih berkelanjutan dan sesuai dengan konteks lokal.

Memastikan Keadilan bagi Kelompok Rentan

Transisi energi hijau sering kali membawa dampak sosial yang signifikan, terutama bagi kelompok masyarakat rentan seperti petani, nelayan, dan buruh. Proyek energi skala besar, seperti pembangunan bendungan untuk tenaga hidro atau pengembangan tambang untuk bahan baku teknologi hijau, sering kali menyebabkan penggusuran dan kehilangan mata pencaharian.

Dalam situasi ini, masyarakat sipil berperan untuk memastikan bahwa hak-hak kelompok rentan tidak diabaikan. Mereka dapat mengadvokasi kompensasi yang adil, menyediakan pelatihan untuk alih keterampilan, atau bahkan mengembangkan model alternatif yang lebih ramah terhadap masyarakat lokal. Dengan cara ini, masyarakat sipil membantu menciptakan transisi energi yang tidak hanya hijau tetapi juga adil.
Tantangan yang Dihadapi Masyarakat Sipil

Meskipun memiliki potensi besar, masyarakat sipil juga menghadapi berbagai tantangan dalam mendorong transisi energi hijau. Salah satu tantangan utama adalah keterbatasan sumber daya. Banyak organisasi masyarakat sipil yang bergantung pada pendanaan eksternal, yang sering kali bersifat jangka pendek dan terbatas.

Selain itu, masyarakat sipil juga sering menghadapi resistensi dari pemerintah dan korporasi yang melihat mereka sebagai ancaman terhadap status quo. Dalam beberapa kasus, organisasi masyarakat sipil bahkan mengalami kriminalisasi atau pembatasan ruang gerak. Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan solidaritas antarorganisasi masyarakat sipil, baik di tingkat lokal maupun internasional.

Menuju Demokratisasi Energi

Salah satu visi besar yang dapat diperjuangkan oleh masyarakat sipil adalah demokratisasi sektor energi. Dalam sistem ini, masyarakat tidak hanya menjadi konsumen pasif, tetapi juga memiliki peran aktif dalam pengelolaan sumber daya energi. Demokratisasi energi dapat diwujudkan melalui pengembangan energi berbasis komunitas, di mana masyarakat lokal memiliki kontrol atas produksi dan distribusi energi di wilayah mereka.

Dengan pendekatan ini, transisi energi tidak hanya menjadi proyek teknokratis, tetapi juga proses sosial yang memperkuat kapasitas masyarakat untuk mengelola sumber daya mereka secara mandiri. Hal ini juga sejalan dengan prinsip keadilan sosial, di mana manfaat dari transisi energi didistribusikan secara merata di seluruh lapisan masyarakat.

Dalam perjalanan menuju transisi energi hijau, masyarakat sipil memainkan peran yang tidak tergantikan. Sebagai penyeimbang antara negara, korporasi, dan masyarakat, mereka memastikan bahwa transisi energi tidak hanya berfokus pada aspek lingkungan tetapi juga menjunjung tinggi prinsip keadilan sosial.

Melalui advokasi kebijakan, pengawasan akuntabilitas, pemberdayaan masyarakat, dan perlindungan hak-hak kelompok rentan, masyarakat sipil membuktikan bahwa mereka adalah pilar utama dalam mewujudkan transisi energi yang inklusif dan berkelanjutan. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, kekuatan masyarakat sipil dalam mengorganisasi dan memobilisasi masyarakat memberikan harapan bahwa transisi energi hijau dapat menjadi lebih dari sekadar slogan, tetapi sebuah kenyataan yang membawa manfaat bagi semua pihak.

Dengan dukungan dan pengakuan yang lebih luas, masyarakat sipil dapat menjadi ujung tombak dalam mengarahkan transisi energi menuju masa depan yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan.

Sumber:

Pergulatan Transisi Energi Berkeadilan, Editor: Geger Riyanto, Bagian 4 Dalam Sub. Judul: Peran Masyarakat Sipil dalam Transisi Energi Berkeadilan: Destabilisasi Rezim dan Memantik Inovasi, penulis Defbry Margiansyah, hal 213-224. Buku ini Diterbitkan oleh: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) bekerja sama dengan Trend Asia, Tahun 2024 di Jakarta.

Total
0
Shares
Share 0
Tweet 0
Share 0
Related Topics
  • Advokasi Kebijakan
  • Akuntabilitas dan Transparansi
  • Demokratisasi Energi
  • Keadilan Sosial
  • Masyarakat Sipil
  • Pemberdayaan Masyarakat
  • Transisi Energi Hijau
Redaksi Riset Ringan

Previous Article
  • Nalar Sufi
  • Resensi Buku

Kehidupan dan Manifestasi Keagungan Ilahi

  • October 28, 2024
  • Redaksi Riset Ringan
View Post
Next Article
  • Islamic Studies

PHIWM: Jalan Hidup Islami di Tengah Tantangan Modernitas

  • November 23, 2024
  • Redaksi Riset Ringan
View Post
You May Also Like
View Post
  • Ekologi (Islamic Ecology)
  • Islamic Studies

Risalah Ekologis: Menyadari Keterkaitan Islam dengan Isu Lingkungan

  • Redaksi Riset Ringan
  • March 13, 2025
View Post
  • Ekologi (Islamic Ecology)
  • Kuliah Subuh Ramadhan

Kuliah Subuh: Menjaga Lingkungan sebagai Bentuk Ketakwaan kepada Allah

  • Redaksi Riset Ringan
  • March 8, 2025
View Post
  • Reportase
  • Resensi Buku

Meraih Kebahagiaan: Membuka Jalan Menuju Kedamaian Batin dalam Era Modern

  • Redaksi Riset Ringan
  • February 26, 2025
View Post
  • Gerakan Sosial (Social Movement)

Orientasi Pendidikan Gontor dan Perannya di Ranah Sosial

  • Redaksi Riset Ringan
  • February 20, 2025
View Post
  • Ekologi (Islamic Ecology)
  • Gerakan Sosial (Social Movement)
  • Reportase

Delegasi Al Manar Muhammadiyah Boarding School Pemalang Dalami Ekoliterasi dalam Multi-Faith Ecoliteracy Camp 2025

  • Redaksi Riset Ringan
  • February 17, 2025
View Post
  • Gerakan Sosial (Social Movement)

Refleksi Nisyfu Sya’ban: Dari Ritual Hingga Sosial

  • Redaksi Riset Ringan
  • February 14, 2025
View Post
  • Pendidikan (Education)
  • Resensi Buku
  • Resensi Buku

Al-Wahhaab: Allah yang Memberi Tanpa Batas

  • Redaksi Riset Ringan
  • January 20, 2025
View Post
  • Nalar Sufi
  • Resensi Buku

Kehidupan dan Manifestasi Keagungan Ilahi

  • Redaksi Riset Ringan
  • October 28, 2024

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Posts
  • Pendidikan Islam: Cahaya Pencerahan dan Pembebasan
  • Meraih Kemenangan
  • Untukmu yang Suka Mengukur Orang Lain dengan Bajumu
  • Berpikir dengan Framework Wahyu (Al-Qur’an)
  • Konsep Wahyu dan Nuzulul Qur’an
Recent Comments
    Archives
    • May 2025
    • April 2025
    • March 2025
    • February 2025
    • January 2025
    • November 2024
    • October 2024
    • September 2024
    • August 2024
    • July 2024
    • June 2024
    • May 2024
    • April 2024
    • March 2024
    • January 2024
    • December 2023
    • November 2023
    • October 2023
    Categories
    • Ekologi (Islamic Ecology)
    • Ekonomi Islam (Islamic Finance)
    • Gerakan Sosial (Social Movement)
    • International Article
    • Islam dan Teknologi Informasi
    • Islamic Studies
    • Isu Perempuan (Woman Issues)
    • Kajian Bahasa (Sastra)
    • Kajian Filsafat (Philosophical Discourse)
    • Kewarganegaraan
    • Kuliah Subuh Ramadhan
    • Kultum Ramadhan
    • Liputan Khusus
    • Muhammadiyah
    • Nalar Insani
    • Nalar Salim
    • Nalar Sufi
    • Nalar Tafsir
    • Pendidikan (Education)
    • Reportase
    • Resensi Buku
    • Resensi Buku
    • Studi Kebudayaan (Cultural Studies)
    • Teknologi Informasi (Informatic Technology)
    • Uncategorized
    • Wawancara
    Meta
    • Log in
    • Entries feed
    • Comments feed
    • WordPress.org
    Featured Posts
    • 1
      Pendidikan Islam: Cahaya Pencerahan dan Pembebasan
      • May 2, 2025
    • 2
      Meraih Kemenangan
      • April 1, 2025
    • 3
      Untukmu yang Suka Mengukur Orang Lain dengan Bajumu
      • March 29, 2025
    • 4
      Berpikir dengan Framework Wahyu (Al-Qur’an)
      • March 25, 2025
    • 5
      Konsep Wahyu dan Nuzulul Qur’an
      • March 18, 2025
    Recent Posts
    • Kajian dan Bukber Gen Z: Menghadapi Tantangan Akhir Zaman dengan Semangat Ramadan
      • March 13, 2025
    • Membaca Pemikiran Syed Naquib Al-Attas: Serambi Peradaban Forum Mengupas Makna Islam, Ta’dib dan Kebahagian
      • March 13, 2025
    • Risalah Ekologis: Menyadari Keterkaitan Islam dengan Isu Lingkungan
      • March 13, 2025
    Categories
    • Ekologi (Islamic Ecology) (19)
    • Ekonomi Islam (Islamic Finance) (4)
    • Gerakan Sosial (Social Movement) (23)
    • International Article (2)
    • Islam dan Teknologi Informasi (24)
    • Islamic Studies (40)
    • Isu Perempuan (Woman Issues) (1)
    • Kajian Bahasa (Sastra) (2)
    • Kajian Filsafat (Philosophical Discourse) (3)
    • Kewarganegaraan (12)
    • Kuliah Subuh Ramadhan (4)
    • Kultum Ramadhan (4)
    • Liputan Khusus (3)
    • Muhammadiyah (1)
    • Nalar Insani (24)
    • Nalar Salim (21)
    • Nalar Sufi (7)
    • Nalar Tafsir (1)
    • Pendidikan (Education) (32)
    • Reportase (12)
    • Resensi Buku (11)
    • Resensi Buku (13)
    • Studi Kebudayaan (Cultural Studies) (4)
    • Teknologi Informasi (Informatic Technology) (25)
    • Uncategorized (7)
    • Wawancara (1)

    Subscribe

    Subscribe now to our newsletter

    Riset Ringan Riset Ringan
    Artikel Ringan dan Bernas

    Input your search keywords and press Enter.