• Panduan Kirim Naskah
  • Tentang Alfuwisdom
  • LIPUTAN BILFEST 2025
  • Sehimpun Gagasan
    • Nalar Salim
      • Nalar Tafsir
      • Nalar Insani
      • Nalar Sufi
    • Ekologi (Islamic Ecology)
    • Ekonomi Islam (Islamic Finance)
    • Gerakan Sosial (Social Movement)
    • Islamic Studies
    • Isu Perempuan (Woman Issues)
    • Kajian Bahasa (Sastra)
    • Kajian Filsafat (Philosophical Discourse)
    • Kewarganegaraan
    • Liputan Khusus
    • Pendidikan (Education)
    • Studi Kebudayaan (Cultural Studies)
    • Teknologi Informasi (Informatic Technology)
    • Wawancara
Rubrik
  • BILFEST 2025
  • Ekologi (Islamic Ecology)
  • Ekonomi Islam (Islamic Finance)
  • Gerakan Sosial (Social Movement)
  • International Article
  • Islam dan Teknologi Informasi
  • Islamic Studies
  • Isu Perempuan (Woman Issues)
  • Kajian Bahasa (Sastra)
  • Kajian Filsafat (Philosophical Discourse)
  • Kewarganegaraan
  • Kuliah Subuh Ramadhan
  • Kultum Ramadhan
  • Liputan BILFEST 2025
  • Liputan Khusus
  • Muhammadiyah
  • Nalar Insani
  • Nalar Salim
  • Nalar Sufi
  • Nalar Tafsir
  • Pendidikan (Education)
  • Penerbitan Buku
  • Reportase
  • Resensi Buku
  • Resensi Buku
  • Studi Kebudayaan (Cultural Studies)
  • Teknologi Informasi (Informatic Technology)
  • Uncategorized
  • Wawancara
ALFUWISDOM
ALFUWISDOM
  • Panduan Kirim Naskah
  • Tentang Alfuwisdom
  • LIPUTAN BILFEST 2025
  • Sehimpun Gagasan
    • Nalar Salim
      • Nalar Tafsir
      • Nalar Insani
      • Nalar Sufi
    • Ekologi (Islamic Ecology)
    • Ekonomi Islam (Islamic Finance)
    • Gerakan Sosial (Social Movement)
    • Islamic Studies
    • Isu Perempuan (Woman Issues)
    • Kajian Bahasa (Sastra)
    • Kajian Filsafat (Philosophical Discourse)
    • Kewarganegaraan
    • Liputan Khusus
    • Pendidikan (Education)
    • Studi Kebudayaan (Cultural Studies)
    • Teknologi Informasi (Informatic Technology)
    • Wawancara
  • BILFEST 2025
  • Liputan BILFEST 2025
  • Liputan Khusus

Ahmad Tohari dan Seruan Literasi dari Banyumas: Tuan di Negeri Sendiri, Bukan Budak di Tanah Sendiri

  • Juni 19, 2025
  • 2 minute read
Total
0
Shares
0
0
0

Ahmad Tohari dan Seruan Literasi dari Banyumas: Tuan di Negeri Sendiri, Bukan Budak di Tanah Sendiri

BANYUMAS – Panggung prestisius di Hetero Space Banyumas menjadi saksi bagi sebuah gema yang seharusnya membelah keheningan negeri: pidato kebudayaan Ahmad Tohari, sastrawan sepuh yang justru tampak semakin tajam ketika menyuarakan kegelisahan tentang literasi bangsa ini.

Dalam rangkaian acara puncak Banyumas International Literacy Festival (BILFest) 2025 yang berlangsung pada 18 Juni, Ahmad Tohari tidak datang membawa nostalgia tentang masa lalu. Ia datang menyampaikan seruan keras: literasi bukan sekadar kegiatan membaca dan menulis, melainkan kunci keberadaban sebuah bangsa.

“Negeri yang maju adalah negeri yang literasinya maju,” tegas Tohari dari atas panggung. Kalimat ini bukan sekadar semboyan kosong. Ia menggugat kenyataan: rendahnya tingkat literasi membuat produksi buku di negeri ini mandek, bahkan menjadi komoditas yang kalah saing dengan gawai.

Kenyataan yang Luruh

Tohari menyentil realitas yang ironis: generasi muda kita semakin asing dengan buku karena merasa “semua sudah ada di HP”. Padahal, di balik ilusi kelimpahan informasi digital, sesungguhnya ada jurang kekosongan nalar yang menganga.

“Orang yang punya literasi tinggi akan memimpin dunia. Bangsa yang literasinya tinggi akan memimpin peradaban dunia,” ucapnya, memberi peringatan. Di era dominasi konten cepat saji, bangsa yang hanya menjadi konsumen literasi tidak akan lebih dari pelayan bagi para produsen wacana global.

Tohari tidak sedang mengajak kita bernostalgia. Ia sedang menyodorkan cermin tajam: kita harus menjadi produsen literasi—bukan budak algoritma asing yang hanya menyukai, membagikan, lalu melupakan.

Dari Pinggiran ke Ibu kota 

Berbicara dari Banyumas, tanah kelahirannya, Tohari sekali lagi membuktikan bahwa kebudayaan tidak harus lahir dari ibu kota. Justru dari tepian inilah ia menunjukkan bagaimana desa, nalar lokal, dan suara rakyat bisa menjadi fondasi dari literasi yang jujur dan penuh cinta.

Ia tidak hanya berbicara, tetapi juga menantang: “Mari tingkatkan literasi kita agar kita menjadi tuan di negeri sendiri, bukan budak di negeri sendiri”

Pidato ini bukan sekadar seremoni budaya, tapi seharusnya menjadi tamparan intelektual: ketika algoritma mulai menggantikan akal sehat, literasi adalah satu-satunya penawarnya.

Festival yang arus Menjelma menjadi Obor Tradisi Literasi

BILFest 2025 yang digelar sejak 12 Juni ini bukan hanya bazar buku dan parade diskusi. Ia harus menjadi api yang menghidupkan kembali tradisi menulis di tengah masyarakat yang terlalu sibuk men-scroll hidup orang lain. Ahmad Tohari telah menyalakan obor. Pertanyaannya: siapa yang akan membawa cahaya itu lebih jauh?

Sebab, sebagaimana ia tutup dalam pidatonya, “Bangsa yang tidak menulis akan hilang dari sejarah. Dan bangsa yang tidak membaca, tidak akan pernah menulis sejarahnya sendiri.”

Literasi bukan hiasan kebijakan. Literasi adalah pertaruhan masa depan.

Total
0
Shares
Share 0
Tweet 0
Share 0
Related Topics
  • Ahmad Tohari
  • Banyumas
  • BILFEST 2025
  • Budaya
  • Hetero Space
  • Literasi
  • Pidato Kebudayaan
  • Purwokerto
  • Sastrawan
  • Seni
Redaksi Riset Ringan

Subscribe

Subscribe now to our newsletter

You May Also Like
View Post
  • BILFEST 2025
  • Ekologi (Islamic Ecology)
  • Liputan BILFEST 2025

Risalah Ekologis: Ketika Konsep Ekologi Islam Bermanifestasi di Festival Literasi

  • Redaksi Riset Ringan
  • Juni 21, 2025
View Post
  • BILFEST 2025
  • Liputan BILFEST 2025

BILFEST 2025: Festival Literasi Terbesar Banyumas Siap Digelar, Ini Panduan Lengkapnya!

  • Redaksi Riset Ringan
  • Juni 9, 2025
View Post
  • Ekologi (Islamic Ecology)
  • Liputan BILFEST 2025

Bedah Buku “Risalah Ekologis” di BILFEST 2025: Menyatukan Iman dan Kepedulian Lingkungan

  • Redaksi Riset Ringan
  • Juni 9, 2025
View Post
  • BILFEST 2025
  • Liputan BILFEST 2025

Mukadimah Cinta BILFEST: Setara Membaca, Merdeka Berkarya

  • Redaksi Riset Ringan
  • Juni 9, 2025
Coach Yasid bersama Coach Senior Yeyen Tumena
View Post
  • Liputan Khusus
  • Reportase

Pesantren At-Tin UMP Delegasikan Pelatih untuk Tingkatkan Kompetensi Melalui Program Akademi Sepakbola UMP

  • Redaksi Riset Ringan
  • Oktober 15, 2024
View Post
  • Liputan Khusus
  • Pendidikan (Education)
  • Reportase

Dari Rapat ke Aksi: Tekad Kader IPM untuk Menggerakkan Perubahan

  • Redaksi Riset Ringan
  • September 1, 2024
View Post
  • Gerakan Sosial (Social Movement)
  • Liputan Khusus
  • Pendidikan (Education)
  • Reportase

Head of Tegal’s National Narcotics Agency Educates Students on the Dangers of Drugs at SMP At Tin UMP Margasari

  • Redaksi Riset Ringan
  • Agustus 1, 2024

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Subscribe

Subscribe now to our newsletter

ALFUWISDOM
CV. ALFUWISDOM MITRA PRIMA

Input your search keywords and press Enter.