Getar Sukma dalam Keheningan: Ketika Untaian Kata menjadi Doa: Berbisik ke dalam Relung Jiwa
Di tengah gegap gempita dunia yang tak henti-hentinya menuntut, ada suara halus yang kerap luput kita dengar—suara jiwa yang ingin kembali pulang. Pulang ke senyap. Pulang ke makna. Pulang ke Tuhan.
Buku Getar Sukma dalam Keheningan hadir seperti desir angin yang datang dari jendela subuh—pelan, jujur, dan mengandung gema. Ia tidak memburu sensasi. Ia tidak melantangkan kebenaran. Ia hanya ingin duduk bersama pembacanya, diam-diam, lalu membuka lembar demi lembar perjalanan ruhani seorang muslimah yang tengah merangkum hidupnya menjadi puisi.
Nurul Dewi Ratih menulis bukan untuk bersuara keras, tapi untuk menyentuh lembut. Dalam setiap bait puisinya, mengalir kesaksian cinta yang tak berbatas: cinta kepada Sang Khalik yang menenteramkan, cinta kepada pasangan hidup yang menjadi takdir penuh kasih, dan cinta kepada alam raya yang diam-diam menyimpan hikmah dari langit. Tiga cinta itu bertemu dalam benang-benang kata yang dijahit dengan keheningan paling dalam.
Getar Sukma dalam Keheningan bukan kumpulan puisi biasa. Ia adalah kitab kecil yang menampung duka dan harap, tangis dan takwa, luka dan cahaya. Ukurannya mungkin sederhana: 13 x 19 cm, hanya 79 halaman. Tapi setiap halamannya adalah ruang zikir yang dibentangkan di antara aksara dan renungan. Ia mengajak pembacanya tidak hanya membaca, tetapi ikut larut dalam perenungan yang hening dan sakral.
Puisi-puisi dalam buku ini ibarat benih yang ditanam dalam tanah batin. Ia tidak langsung tumbuh, tetapi akan mekar ketika pembacanya diam sejenak dan mendengarkan dirinya sendiri. Di sana, dalam kesunyian yang ditawarkan buku ini, kita akan menemukan gema-gema kecil dari hidup yang telah kita lewati: cinta yang belum selesai, luka yang tak sempat dibicarakan, dan harapan yang diam-diam masih menyala.
Kini buku ini membuka tangannya untuk para jiwa yang ingin mendekat.
Dalam masa Pre-Order:
25 Juni – 10 Juli 2025
Hanya dengan Rp45.500,
hingga kembali ke harga normal Rp55.000 selepasnya.
Maka, jika engkau merasa hidup ini terlalu riuh untuk dimengerti, barangkali Getar Sukma dalam Keheningan adalah undangan yang sedang mengetuk.
Sebuah ajakan untuk berhenti sejenak.
Membaca pelan-pelan.
Merenung dalam senyap.
Dan merasakan bagaimana kata-kata bisa menjadi jembatan yang menghubungkan langit dan dada.
Karena kadang, dalam sunyi yang paling dalam, cinta yang sejati justru paling nyaring terdengar.
Pemesanan melalui link ini wa.me/6281329831533
Kami tampilkan salah satu puisi dalam buku ini
Tahun Baru Hijriyah
Oleh: Nurul Dewi Ratih
Gemerlap cahaya kota
Menyelinap di sela-sela jendela kamarku
Dentuman api bersahutan
Cahaya berlarian tak bertepi
Manusia kagum padanya
Kagum pada kilauan lentera
Teriakan suara padu
Selamat tahun baru
Tahun penuh sejarah baru
Tahun awal kurun waktu
Dari Yastrib menjadi Madinah baru
*Tim Kurator Buku Alfuwisdom Publishing