• Panduan Kirim Naskah
  • Tentang Alfuwisdom
  • LIPUTAN BILFEST 2025
  • Sehimpun Gagasan
    • Nalar Salim
      • Nalar Tafsir
      • Nalar Insani
      • Nalar Sufi
    • Ekologi (Islamic Ecology)
    • Ekonomi Islam (Islamic Finance)
    • Gerakan Sosial (Social Movement)
    • Islamic Studies
    • Isu Perempuan (Woman Issues)
    • Kajian Bahasa (Sastra)
    • Kajian Filsafat (Philosophical Discourse)
    • Kewarganegaraan
    • Liputan Khusus
    • Pendidikan (Education)
    • Studi Kebudayaan (Cultural Studies)
    • Teknologi Informasi (Informatic Technology)
    • Wawancara
Rubrik
  • BILFEST 2025
  • Ekologi (Islamic Ecology)
  • Ekonomi Islam (Islamic Finance)
  • Gerakan Sosial (Social Movement)
  • International Article
  • Islam dan Teknologi Informasi
  • Islamic Studies
  • Isu Perempuan (Woman Issues)
  • Kajian Bahasa (Sastra)
  • Kajian Filsafat (Philosophical Discourse)
  • Kewarganegaraan
  • Kuliah Subuh Ramadhan
  • Kultum Ramadhan
  • Liputan BILFEST 2025
  • Liputan Khusus
  • Muhammadiyah
  • Nalar Insani
  • Nalar Salim
  • Nalar Sufi
  • Nalar Tafsir
  • Pendidikan (Education)
  • Penerbitan Buku
  • Reportase
  • Resensi Buku
  • Resensi Buku
  • Studi Kebudayaan (Cultural Studies)
  • Teknologi Informasi (Informatic Technology)
  • Uncategorized
  • Wawancara
ALFUWISDOM
ALFUWISDOM
  • Panduan Kirim Naskah
  • Tentang Alfuwisdom
  • LIPUTAN BILFEST 2025
  • Sehimpun Gagasan
    • Nalar Salim
      • Nalar Tafsir
      • Nalar Insani
      • Nalar Sufi
    • Ekologi (Islamic Ecology)
    • Ekonomi Islam (Islamic Finance)
    • Gerakan Sosial (Social Movement)
    • Islamic Studies
    • Isu Perempuan (Woman Issues)
    • Kajian Bahasa (Sastra)
    • Kajian Filsafat (Philosophical Discourse)
    • Kewarganegaraan
    • Liputan Khusus
    • Pendidikan (Education)
    • Studi Kebudayaan (Cultural Studies)
    • Teknologi Informasi (Informatic Technology)
    • Wawancara
  • Islamic Studies
  • Nalar Salim
  • Pendidikan (Education)

Manusia (Insan) dan Pendidikan (Ta’dib): Makna, Jalan, dan Tujuan

  • September 18, 2024
  • 3 minute read
PEndidikan Islam
Proses pendidikan Islam yang bertahap dan berjenjang demi membentuk Manusia Beradab atau Insan Adabi
Total
0
Shares
0
0
0

Oleh: Alvin Qodri Lazuardy, M.Pd/ Pengampu Mata Kuliah PAI Politeknik Harapan Bersama Tegal (POLTEK HARBER)

Mukaddimah
Manusia dan pendidikan adalah dua entitas yang saling berkelindan, saling melengkapi, dan berjalan beriringan dalam perjalanan kehidupan. Keduanya merupakan dua wajah dari satu koin, yang tanpa keberadaan salah satu, eksistensi yang lain tak akan pernah sempurna. Pendidikan tidak mungkin ada tanpa manusia, dan manusia tidak bisa tumbuh sempurna tanpa pendidikan. Sebuah hubungan hakiki yang menandakan bahwa di balik setiap insan yang bertumbuh, ada proses pendidikan yang berjalan.

Manusia (Insan) Sebagai Entitas Unik

Manusia, atau dalam istilah Al-Qur’an disebut “Insan”, telah diciptakan Allah dengan bentuk terbaik. Sebagai makhluk ciptaan-Nya, manusia dibekali dengan akal dan kemampuan berbicara yang membedakannya dari makhluk lain. Kemampuan bernalar ini, yang disebut nuthq, menjadi fondasi utama yang menjadikan manusia sebagai “hewan yang bernalar” (hayawan nathiq). Meski secara fisik manusia memiliki beberapa irisan sifat dengan makhluk hidup lainnya, seperti naluri dasar pada hewan, namun keistimewaan manusia terletak pada kemampuan akalnya yang bersifat ruhaniyah, yakni kemampuan berpikir dan berbicara dengan nalar yang Allah karuniakan.

Sebuah renungan mendalam mengingatkan kita pada percakapan agung yang pertama kali terjadi dalam dimensi metafisik manusia. Saat Allah bertanya kepada para jiwa: “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” (Alastu Bi Rabbikum?), seluruh jiwa manusia menjawab: “Ya, Kami bersaksi”* (Bala Syahidna). Dialog agung ini menjadi titik awal yang mendasari eksistensi manusia sebagai makhluk yang memiliki ikatan spiritual dengan Penciptanya. Inilah perjanjian primordial, yang dalam bahasa agama disebut Mitsaqon Gholizho, sebuah perjanjian kuat yang mengikat manusia dengan fitrahnya.

Dalam konteks ini, fitrah manusia tidak hanya sekadar insting atau sifat bawaan lahir, tetapi sebuah pengakuan akan ketuhanan Allah. Kullu mauludin yuladu ‘alal fithroh—setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, yakni dalam pengakuan bahwa Allah adalah Rabb mereka. Esensi dari fitrah ini terletak pada kesadaran spiritual bahwa manusia sejak awal penciptaannya telah bersaksi akan keesaan Allah. Inilah yang menjadi pondasi mendasar bagi pendidikan, khususnya dalam kerangka pendidikan Islam.

Pendidikan (Ta’dib): Proses Pembentukan Insan Beradab

Jika manusia dilahirkan dengan fitrah, maka pendidikan (ta’dib) adalah proses untuk menjaga dan memupuk fitrah tersebut. Pendidikan dalam pandangan Islam tidak semata-mata untuk mentransfer ilmu atau keterampilan, tetapi lebih dari itu, pendidikan bertujuan untuk mencetak manusia yang beradab, atau yang dikenal dengan istilah Insan Adabi. Konsep ini ditekankan oleh Prof. Naquib al-Attas, seorang ulama Melayu, yang menyatakan bahwa tujuan akhir dari pendidikan Islam adalah melahirkan manusia yang baik dan beradab.

Dalam pendidikan Islam, adab adalah fondasi utama yang menentukan nilai seorang manusia. Adab bukan hanya terkait dengan sikap sopan santun, tetapi mencakup kesadaran dan pemahaman diri sebagai hamba Allah yang senantiasa tunduk dan berserah diri kepada-Nya. Manusia yang beradab adalah mereka yang menyadari peran dan posisinya sebagai makhluk, yang secara konsisten mengarahkan hidupnya untuk mencapai ridha Allah.

Seperti yang dikemukakan oleh Prof. Wan Mohd Noor, Insan Adabi adalah sosok yang tidak hanya memahami siapa dirinya, tetapi juga menyadari potensi yang Allah berikan. Potensi ini diarahkan pada satu tujuan utama, yaitu beribadah kepada Allah dengan penuh keikhlasan, kejujuran, dan keadilan. Allah sendiri menegaskan bahwa tujuan penciptaan manusia dan jin adalah untuk beribadah kepada-Nya: “Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku” (Adz-Dzariyat: 56).

Jalan Menuju Tujuan: Pendidikan sebagai Proses Penyadaran

Dalam perspektif pendidikan Islam, ta’dib bukan hanya sekadar proses pembelajaran intelektual, tetapi sebuah proses pembinaan jiwa. Pendidikan menjadi sarana untuk menghubungkan manusia kembali pada fitrahnya, yakni kesadaran spiritual akan eksistensinya sebagai hamba Allah. Oleh karena itu, pendidikan yang sejati bukan hanya tentang bagaimana mengisi otak dengan informasi, tetapi bagaimana membentuk manusia menjadi pribadi yang beradab dan mampu mengenal serta mendekatkan diri kepada Penciptanya.

Pendidikan juga merupakan sarana untuk menjaga keseimbangan antara potensi fisik dan ruhaniyah yang dimiliki manusia. Dalam menjalani kehidupan, manusia dihadapkan pada berbagai tantangan yang berasal dari naluri duniawi maupun dorongan spiritual. Melalui pendidikan yang benar, manusia diarahkan untuk tidak terjebak dalam sisi hewaninya, melainkan untuk mengoptimalkan potensi akal dan ruhaninya, sehingga ia dapat menjalani kehidupan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab sebagai hamba Allah.

Penutup

Manusia dan pendidikan adalah dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Manusia, dengan segala potensi dan fitrahnya, membutuhkan pendidikan sebagai jalan untuk mencapai tujuan hidupnya, yaitu beribadah dan mengabdi kepada Allah. Pendidikan, dalam makna ta’dib, tidak sekadar mentransfer pengetahuan, tetapi lebih dalam dari itu, ia adalah proses penyadaran diri, proses pembentukan adab, dan jalan menuju pengakuan hakiki bahwa manusia adalah makhluk yang harus senantiasa berserah diri kepada-Nya.

Dengan demikian, pendidikan menjadi proses transformasi yang tidak hanya memengaruhi aspek intelektual, tetapi juga mencakup seluruh dimensi kehidupan manusia, baik fisik, mental, maupun spiritual. Inilah hakikat dari hubungan manusia dan pendidikan—satu ikatan yang tak terpisahkan dalam perjalanan menuju kesempurnaan sebagai Insan Adabi.

Total
0
Shares
Share 0
Tweet 0
Share 0
Related Topics
  • Insan Adabi
  • Manusia
  • Pendidikan
  • Pendidikan Islam
  • Syed Naquib Al Attas
  • Ta'dib
Redaksi Riset Ringan

Previous Article
  • Ekologi (Islamic Ecology)
  • Gerakan Sosial (Social Movement)
  • Resensi Buku

Transisi Energi: Antara Peluang dan Acanaman Ketidakadilan

  • September 8, 2024
View Post
Next Article
  • Ekonomi Islam (Islamic Finance)
  • Reportase

Inovasi Baitut Tamwil Muhammadiyah dalam Tabungan Haji dan Dana Talangan Haji

  • September 25, 2024
View Post

Subscribe

Subscribe now to our newsletter

You May Also Like
View Post
  • Nalar Salim
  • Pendidikan (Education)

Pendidikan Islam: Cahaya Pencerahan dan Pembebasan

  • Redaksi Riset Ringan
  • Mei 2, 2025
View Post
  • Nalar Insani

Meraih Kemenangan

  • Redaksi Riset Ringan
  • April 1, 2025
View Post
  • Nalar Insani

Untukmu yang Suka Mengukur Orang Lain dengan Bajumu

  • Redaksi Riset Ringan
  • Maret 29, 2025
View Post
  • Islamic Studies
  • Nalar Salim

Berpikir dengan Framework Wahyu (Al-Qur’an)

  • Redaksi Riset Ringan
  • Maret 25, 2025
View Post
  • Islamic Studies

Konsep Wahyu dan Nuzulul Qur’an

  • Redaksi Riset Ringan
  • Maret 18, 2025
View Post
  • Kajian Filsafat (Philosophical Discourse)
  • Nalar Salim
  • Pendidikan (Education)

Membaca Pemikiran Syed Naquib Al-Attas: Serambi Peradaban Forum Mengupas Makna Islam, Ta’dib dan Kebahagian

  • Redaksi Riset Ringan
  • Maret 13, 2025
View Post
  • Ekologi (Islamic Ecology)
  • Islamic Studies

Risalah Ekologis: Menyadari Keterkaitan Islam dengan Isu Lingkungan

  • Redaksi Riset Ringan
  • Maret 13, 2025
View Post
  • International Article
  • Islamic Studies

The Levels of Taqwa

  • Redaksi Riset Ringan
  • Maret 10, 2025

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Subscribe

Subscribe now to our newsletter

ALFUWISDOM
CV. ALFUWISDOM MITRA PRIMA

Input your search keywords and press Enter.