Riset Ringan Riset Ringan
  • Beranda
  • Tentang Kami
  • Ekologi (Islamic Ecology)
  • Ekonomi Islam (Islamic Finance)
  • Gerakan Sosial (Social Movement)
  • Islamic Studies
  • Isu Perempuan (Woman Issues)
  • Nalar Salim
    • Nalar Insani
    • Nalar Sufi
    • Nalar Tafsir
  • Kajian Bahasa (Sastra)
  • Kajian Filsafat (Philosophical Discourse)
  • Kewarganegaraan
  • Liputan Khusus
  • Pendidikan (Education)
  • Studi Kebudayaan (Cultural Studies)
  • Teknologi Informasi (Informatic Technology)
  • Wawancara
  • Kirim Tulisan
Rubrik
  • Ekologi (Islamic Ecology)
  • Ekonomi Islam (Islamic Finance)
  • Gerakan Sosial (Social Movement)
  • International Article
  • Islam dan Teknologi Informasi
  • Islamic Studies
  • Isu Perempuan (Woman Issues)
  • Kajian Bahasa (Sastra)
  • Kajian Filsafat (Philosophical Discourse)
  • Kewarganegaraan
  • Kuliah Subuh Ramadhan
  • Kultum Ramadhan
  • Liputan Khusus
  • Muhammadiyah
  • Nalar Insani
  • Nalar Salim
  • Nalar Sufi
  • Nalar Tafsir
  • Pendidikan (Education)
  • Reportase
  • Resensi Buku
  • Resensi Buku
  • Studi Kebudayaan (Cultural Studies)
  • Teknologi Informasi (Informatic Technology)
  • Uncategorized
  • Wawancara
Riset Ringan Riset Ringan
Riset Ringan Riset Ringan
  • Beranda
  • Tentang Kami
  • Kategori
    • Nalar Salim
      • Nalar Tafsir
      • Nalar Insani
      • Nalar Sufi
    • Ekologi (Islamic Ecology)
    • Ekonomi Islam (Islamic Finance)
    • Gerakan Sosial (Social Movement)
    • Islamic Studies
    • Isu Perempuan (Woman Issues)
    • Kajian Bahasa (Sastra)
    • Kajian Filsafat (Philosophical Discourse)
    • Kewarganegaraan
    • Liputan Khusus
    • Pendidikan (Education)
    • Studi Kebudayaan (Cultural Studies)
    • Teknologi Informasi (Informatic Technology)
    • Wawancara
  • Kirim Tulisan
  • Nalar Salim
  • Pendidikan (Education)

Pendidikan Islam: Cahaya Pencerahan dan Pembebasan

  • May 2, 2025
  • Redaksi Riset Ringan
Total
0
Shares
0
0
0

Pendidikan Islam: Cahaya Pencerahan dan Pembebasan

Oleh: Alvin Qodri Lazuardy, Pegiat Literasi & Director of Alfuwisdom Publishing

Pada setiap tanggal 2 Mei, bangsa ini memperingati Hari Pendidikan Nasional. Momentum ini bukan sekadar seremonial tahunan, melainkan ajakan untuk merenungi hakikat pendidikan dalam membangun peradaban. Dalam konteks ini, pendidikan Islam hadir bukan sebagai bagian pinggiran dari sistem pendidikan, melainkan sebagai fondasi yang kokoh dalam menuntun manusia menuju kemuliaan dan kesejahteraan yang hakiki.

Sejak awal turunnya wahyu pertama dalam Islam—Iqra! (Bacalah!)—ajaran ini menegaskan bahwa pendidikan adalah titik tolak peradaban. Islam memuliakan ilmu, meninggikan derajat orang-orang yang berilmu, dan menempatkan proses belajar sebagai bentuk ibadah yang berkelanjutan. Rasulullah Saw. menjadikan pendidikan sebagai misi utama kenabiannya; bukan semata untuk mencerdaskan, tetapi untuk membebaskan manusia dari kegelapan kebodohan, ketertindasan sosial, dan kehampaan spiritual.

Melawan Kebodohan, Membangun Peradaban

Dalam perspektif Islam, kebodohan bukan hanya kurangnya informasi, melainkan kondisi keterasingan manusia dari nilai-nilai kemanusiaan dan ketuhanan. Kebodohan melumpuhkan daya cipta, menumbuhkan ketimpangan, dan memperkuat penindasan. Oleh sebab itu, pendidikan Islam hadir sebagai alat perlawanan. Ia melatih akal, menghidupkan nurani, dan mengembalikan harkat manusia sebagai makhluk merdeka dan mulia.

Sejarah Islam mencatat, pendidikanlah yang mengubah masyarakat Arab dari kondisi jahiliyah menuju peradaban yang tercerahkan. Rasulullah Saw. tidak membangun masjid hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat ilmu. Dari masjid inilah lahir generasi sahabat yang mampu mengguncang dunia dengan ilmu dan akhlaknya.

Gerbang Kesejahteraan

Pendidikan dalam Islam bukan hanya untuk mengejar penghidupan, tetapi untuk mencapai kehidupan. Kesejahteraan dalam Islam adalah harmoni antara aspek spiritual, intelektual, dan sosial. Ilmu yang benar adalah yang memanusiakan manusia dan menyejahterakan semesta. Karena itu, pendidikan menjadi gerbang utama menuju masyarakat yang adil, beradab, dan berkeadilan.

Pendidikan Islam yang holistik tidak membedakan antara ilmu agama dan ilmu dunia. Keduanya saling menguatkan. Pendidikan membentuk manusia yang produktif secara ekonomi, matang secara spiritual, dan peduli secara sosial. Inilah kesejahteraan yang tidak artifisial—sebuah kesejahteraan yang berakar pada nilai, dan bertumbuh dalam kebaikan kolektif.

Peradaban Jangka Panjang

Islam mengajarkan bahwa menuntut ilmu adalah perjalanan seumur hidup. Ia tidak berhenti di bangku sekolah, melainkan terus mengalir dalam denyut kehidupan. Rasulullah Saw. bersabda, *“Barang siapa yang keluar untuk mencari ilmu, maka ia berada di jalan Allah hingga ia kembali.”* (HR. Tirmidzi). Dalam hadis ini, ilmu bukan hanya alat hidup, tetapi jalan menuju Allah.

Lebih dari itu, pendidikan adalah investasi sosial yang sangat strategis. Masyarakat yang terdidik akan lebih siap menghadapi tantangan zaman, lebih kritis dalam mengambil keputusan, dan lebih adil dalam menjalankan kekuasaan. Pendidikan menguatkan daya tahan umat dari kemiskinan, radikalisme, dan ketertinggalan.

Menyalakan Terus Api Ilmu

Hari Pendidikan Nasional adalah momentum penting untuk kembali menegaskan bahwa pendidikan Islam adalah kekuatan yang harus dirawat dan diperjuangkan. Di tengah tantangan globalisasi dan digitalisasi, pendidikan Islam harus tetap adaptif tanpa kehilangan jati dirinya. Ia harus tetap menjadi gerakan intelektual dan spiritual yang membebaskan manusia dari segala bentuk kejumudan.

Pendidikan adalah cahaya. Dan Islam, sejak wahyu pertamanya, telah menyalakan cahaya itu. Kini tugas kita adalah menjaga agar cahaya tersebut tak padam oleh arus zaman. Kita harus terus menyalakannya—di ruang-ruang kelas, di mimbar-mimbar masjid, di forum-forum publik—hingga lahir generasi baru yang tercerahkan, sejahtera, dan berkeadilan.

Selamat Hari Pendidikan Nasional 2025. Mari jadikan pendidikan sebagai jalan cahaya pencerahan dan pembebasan!

Total
0
Shares
Share 0
Tweet 0
Share 0
Related Topics
  • HARDIKNAS
  • Islam
  • Pembebasan
  • Pencerahan
  • Pendidikan
Redaksi Riset Ringan

Previous Article
  • Nalar Insani

Meraih Kemenangan

  • April 1, 2025
  • Redaksi Riset Ringan
View Post
You May Also Like
View Post
  • Nalar Insani

Meraih Kemenangan

  • Redaksi Riset Ringan
  • April 1, 2025
View Post
  • Nalar Insani

Untukmu yang Suka Mengukur Orang Lain dengan Bajumu

  • Redaksi Riset Ringan
  • March 29, 2025
View Post
  • Islamic Studies
  • Nalar Salim

Berpikir dengan Framework Wahyu (Al-Qur’an)

  • Redaksi Riset Ringan
  • March 25, 2025
View Post
  • Kajian Filsafat (Philosophical Discourse)
  • Nalar Salim
  • Pendidikan (Education)

Membaca Pemikiran Syed Naquib Al-Attas: Serambi Peradaban Forum Mengupas Makna Islam, Ta’dib dan Kebahagian

  • Redaksi Riset Ringan
  • March 13, 2025
View Post
  • Kuliah Subuh Ramadhan
  • Nalar Salim

Kuliah Subuh: Hakikat Manusia dalam Perspektif Islam

  • Redaksi Riset Ringan
  • March 5, 2025
View Post
  • Islamic Studies
  • Isu Perempuan (Woman Issues)
  • Resensi Buku

Hijrah Kaffah for Muslimah Milenial: Sebuah Proses Tanpa Henti Menuju Perbaikan Diri

  • Redaksi Riset Ringan
  • January 29, 2025
View Post
  • Islam dan Teknologi Informasi
  • Pendidikan (Education)
  • Teknologi Informasi (Informatic Technology)

Pemanfaatan AI dalam Dakwah Islam: Peluang, Tantangan, dan Solusinya

  • Redaksi Riset Ringan
  • January 20, 2025
View Post
  • Pendidikan (Education)
  • Resensi Buku
  • Resensi Buku

Al-Wahhaab: Allah yang Memberi Tanpa Batas

  • Redaksi Riset Ringan
  • January 20, 2025

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Subscribe

Subscribe now to our newsletter

Riset Ringan Riset Ringan
Artikel Ringan dan Bernas

Input your search keywords and press Enter.