Riset Ringan Riset Ringan
  • Beranda
  • Tentang Kami
  • Ekologi (Islamic Ecology)
  • Ekonomi Islam (Islamic Finance)
  • Gerakan Sosial (Social Movement)
  • Islamic Studies
  • Isu Perempuan (Woman Issues)
  • Nalar Salim
    • Nalar Insani
    • Nalar Sufi
    • Nalar Tafsir
  • Kajian Bahasa (Sastra)
  • Kajian Filsafat (Philosophical Discourse)
  • Kewarganegaraan
  • Liputan Khusus
  • Pendidikan (Education)
  • Studi Kebudayaan (Cultural Studies)
  • Teknologi Informasi (Informatic Technology)
  • Wawancara
  • Kirim Tulisan
Rubrik
  • Ekologi (Islamic Ecology)
  • Ekonomi Islam (Islamic Finance)
  • Gerakan Sosial (Social Movement)
  • International Article
  • Islam dan Teknologi Informasi
  • Islamic Studies
  • Isu Perempuan (Woman Issues)
  • Kajian Bahasa (Sastra)
  • Kajian Filsafat (Philosophical Discourse)
  • Kewarganegaraan
  • Kuliah Subuh Ramadhan
  • Kultum Ramadhan
  • Liputan Khusus
  • Muhammadiyah
  • Nalar Insani
  • Nalar Salim
  • Nalar Sufi
  • Nalar Tafsir
  • Pendidikan (Education)
  • Reportase
  • Resensi Buku
  • Resensi Buku
  • Studi Kebudayaan (Cultural Studies)
  • Teknologi Informasi (Informatic Technology)
  • Uncategorized
  • Wawancara
Riset Ringan Riset Ringan
Riset Ringan Riset Ringan
  • Beranda
  • Tentang Kami
  • Kategori
    • Nalar Salim
      • Nalar Tafsir
      • Nalar Insani
      • Nalar Sufi
    • Ekologi (Islamic Ecology)
    • Ekonomi Islam (Islamic Finance)
    • Gerakan Sosial (Social Movement)
    • Islamic Studies
    • Isu Perempuan (Woman Issues)
    • Kajian Bahasa (Sastra)
    • Kajian Filsafat (Philosophical Discourse)
    • Kewarganegaraan
    • Liputan Khusus
    • Pendidikan (Education)
    • Studi Kebudayaan (Cultural Studies)
    • Teknologi Informasi (Informatic Technology)
    • Wawancara
  • Kirim Tulisan
  • Islamic Studies
  • Nalar Insani
  • Pendidikan (Education)

Budaya Ilmu dalam Islam: Pilar Peradaban dan Identitas Umat

  • September 29, 2024
  • Redaksi Riset Ringan
Budaya Ilmu adalah pondasi sebuah peradaban, dan Islam adalah peradaban yang dilandasi oleh Ilmu dan budayanya.
Budaya Ilmu adalah pondasi sebuah peradaban, dan Islam adalah peradaban yang dilandasi oleh Ilmu dan budayanya.
Total
0
Shares
0
0
0

Oleh:  Founder Lamdilog

Dalam sejarah peradaban manusia, ilmu pengetahuan telah memegang peranan yang sangat penting dalam membentuk, membangun, dan mempertahankan peradaban. Hal ini sangat jelas dalam tradisi Islam, di mana wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah perintah untuk “membaca” (Iqra’), yang secara simbolis menandakan pentingnya ilmu dalam agama ini. Manifesto awal ini menjadi fondasi bagi berkembangnya budaya ilmu dalam peradaban Islam, yang berakar kuat pada tauhid dan bertujuan untuk membawa manusia kepada kesadaran akan pencipta-Nya serta tanggung jawab sosialnya.

Rosenthal dalam bukunya “Knowledge Triumphant” menegaskan bahwa kata “ilmu” dalam berbagai bentuknya muncul sekitar 750 kali dalam Al-Qur’an, menandakan bahwa ilmu bukan sekadar atribut, melainkan inti dari ajaran Islam. Ini menegaskan bahwa Islam adalah agama yang tidak hanya berasaskan iman, tetapi juga berasaskan ilmu pengetahuan. Ilmu dalam Islam tidak dipandang sebagai alat untuk pameran intelektual atau sekadar retorika, melainkan sebagai landasan bagi setiap perubahan sosial, perkembangan teknologi, dan pembentukan moralitas.

Pentingnya ilmu dalam Islam bukanlah hal yang bersifat teoritis semata, melainkan terwujud dalam praktik kehidupan sehari-hari umat Islam. Para sahabat Nabi adalah contoh nyata dari hal ini, di mana mereka dikenal sebagai orang-orang yang sangat haus akan ilmu, yang kemudian melahirkan berbagai disiplin ilmu seperti fiqh, ushul fiqh, hadis, filsafat, dan sains. Kegigihan mereka dalam mencari ilmu telah menciptakan apa yang kita sebut sebagai “Budaya Ilmu”—sebuah konsep yang menyeluruh dan melibatkan seluruh lapisan masyarakat, tidak terbatas pada akademisi atau intelektual saja, tetapi juga masyarakat umum.

Prof. Wan Mohd Nor Wan Daud dalam bukunya “Budaya Ilmu” mengartikan budaya ilmu sebagai keadaan di mana setiap lapisan masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung, terlibat dalam kegiatan keilmuan. Hal ini menunjukkan bahwa budaya ilmu bukanlah sesuatu yang eksklusif bagi kaum terpelajar, tetapi juga mencakup seluruh aspek kehidupan sosial. Budaya ilmu menuntut adanya kesadaran kolektif untuk berpartisipasi dalam kegiatan keilmuan, baik melalui belajar, membaca, menulis, maupun melalui kontribusi ekonomi dan sosial untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

Dimensi dari budaya ilmu ini sangat kompleks dan berdampak luas, dari individu hingga peradaban. Sebuah bangsa yang memiliki budaya ilmu yang kuat akan memiliki kemampuan untuk mempertahankan identitas dan nilainya, bahkan ketika dihadapkan dengan kekuatan eksternal yang dominan. Sebaliknya, bangsa yang lemah dalam budaya ilmu akan mudah terpengaruh dan kehilangan identitasnya, sebagaimana yang terjadi pada bangsa Mongol yang meskipun secara militer berhasil menaklukkan berbagai peradaban, akhirnya justru terasimilasi dengan budaya dan tradisi peradaban yang mereka taklukkan, seperti peradaban Tiongkok dan Islam.

Fenomena ini menunjukkan bahwa kekuatan politik atau militer tanpa didukung oleh budaya ilmu yang kuat tidak akan mampu mempertahankan keberlanjutan suatu peradaban. Sebaliknya, ilmu pengetahuan menjadi kekuatan yang sejati dalam membangun dan mempertahankan peradaban. Oleh karena itu, membangun kesadaran kolektif akan pentingnya budaya ilmu menjadi tugas yang sangat mendesak bagi umat Islam, khususnya bagi para intelektual dan aktivis muslim.

Namun, tugas ini tidaklah mudah. Membangun budaya ilmu memerlukan waktu yang panjang dan usaha yang berkelanjutan. Kesadaran akan pentingnya ilmu harus ditanamkan sejak dini, baik di dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Pendidikan yang berorientasi pada pengembangan ilmu pengetahuan harus menjadi prioritas, dan setiap lapisan masyarakat harus dilibatkan dalam proses ini.

Budaya ilmu adalah pondasi yang akan menentukan masa depan peradaban Islam. Tanpa budaya ilmu yang kuat, umat Islam akan selalu berada dalam posisi yang lemah dan mudah terpengaruh oleh peradaban lain. Oleh karena itu, membangun dan menghidupkan budaya ilmu adalah tugas yang tidak boleh diabaikan, melainkan harus menjadi perhatian utama setiap individu yang menginginkan kemajuan umat dan peradaban yang lebih baik.

*Artikel ini disarikan dari postingan Instagram , dan telah mendapatkan izin untuk dipublikasikan

Total
0
Shares
Share 0
Tweet 0
Share 0
Related Topics
  • Budaya Ilmu
  • Islam
  • Knowlegde
  • Manusia
  • Pengetahuan
  • Perdaban Islam
Redaksi Riset Ringan

You May Also Like
View Post
  • Nalar Salim
  • Pendidikan (Education)

Pendidikan Islam: Cahaya Pencerahan dan Pembebasan

  • Redaksi Riset Ringan
  • May 2, 2025
View Post
  • Nalar Insani

Meraih Kemenangan

  • Redaksi Riset Ringan
  • April 1, 2025
View Post
  • Nalar Insani

Untukmu yang Suka Mengukur Orang Lain dengan Bajumu

  • Redaksi Riset Ringan
  • March 29, 2025
View Post
  • Islamic Studies
  • Nalar Salim

Berpikir dengan Framework Wahyu (Al-Qur’an)

  • Redaksi Riset Ringan
  • March 25, 2025
View Post
  • Islamic Studies

Konsep Wahyu dan Nuzulul Qur’an

  • Redaksi Riset Ringan
  • March 18, 2025
View Post
  • Kajian Filsafat (Philosophical Discourse)
  • Nalar Salim
  • Pendidikan (Education)

Membaca Pemikiran Syed Naquib Al-Attas: Serambi Peradaban Forum Mengupas Makna Islam, Ta’dib dan Kebahagian

  • Redaksi Riset Ringan
  • March 13, 2025
View Post
  • Ekologi (Islamic Ecology)
  • Islamic Studies

Risalah Ekologis: Menyadari Keterkaitan Islam dengan Isu Lingkungan

  • Redaksi Riset Ringan
  • March 13, 2025
View Post
  • International Article
  • Islamic Studies

The Levels of Taqwa

  • Redaksi Riset Ringan
  • March 10, 2025

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Subscribe

Subscribe now to our newsletter

Riset Ringan Riset Ringan
Artikel Ringan dan Bernas

Input your search keywords and press Enter.