Riset Ringan Riset Ringan
  • Beranda
  • Tentang Kami
  • Ekologi (Islamic Ecology)
  • Ekonomi Islam (Islamic Finance)
  • Gerakan Sosial (Social Movement)
  • Islamic Studies
  • Isu Perempuan (Woman Issues)
  • Nalar Salim
    • Nalar Insani
    • Nalar Sufi
    • Nalar Tafsir
  • Kajian Bahasa (Sastra)
  • Kajian Filsafat (Philosophical Discourse)
  • Kewarganegaraan
  • Liputan Khusus
  • Pendidikan (Education)
  • Studi Kebudayaan (Cultural Studies)
  • Teknologi Informasi (Informatic Technology)
  • Wawancara
  • Kirim Tulisan
Rubrik
  • Ekologi (Islamic Ecology)
  • Ekonomi Islam (Islamic Finance)
  • Gerakan Sosial (Social Movement)
  • International Article
  • Islam dan Teknologi Informasi
  • Islamic Studies
  • Isu Perempuan (Woman Issues)
  • Kajian Bahasa (Sastra)
  • Kajian Filsafat (Philosophical Discourse)
  • Kewarganegaraan
  • Kuliah Subuh Ramadhan
  • Kultum Ramadhan
  • Liputan Khusus
  • Muhammadiyah
  • Nalar Insani
  • Nalar Salim
  • Nalar Sufi
  • Nalar Tafsir
  • Pendidikan (Education)
  • Reportase
  • Resensi Buku
  • Resensi Buku
  • Studi Kebudayaan (Cultural Studies)
  • Teknologi Informasi (Informatic Technology)
  • Uncategorized
  • Wawancara
Riset Ringan Riset Ringan
Riset Ringan Riset Ringan
  • Beranda
  • Tentang Kami
  • Kategori
    • Nalar Salim
      • Nalar Tafsir
      • Nalar Insani
      • Nalar Sufi
    • Ekologi (Islamic Ecology)
    • Ekonomi Islam (Islamic Finance)
    • Gerakan Sosial (Social Movement)
    • Islamic Studies
    • Isu Perempuan (Woman Issues)
    • Kajian Bahasa (Sastra)
    • Kajian Filsafat (Philosophical Discourse)
    • Kewarganegaraan
    • Liputan Khusus
    • Pendidikan (Education)
    • Studi Kebudayaan (Cultural Studies)
    • Teknologi Informasi (Informatic Technology)
    • Wawancara
  • Kirim Tulisan
  • Gerakan Sosial (Social Movement)
  • Islamic Studies
  • Studi Kebudayaan (Cultural Studies)

Islam sebagai Rahmat untuk Semesta

  • October 27, 2024
  • Redaksi Riset Ringan
Total
0
Shares
0
0
0

Oleh: Alvin Qodri Lazuardy, M.Pd/ Mudir Pesantren At-Tin UMP, MTT Kab. Tegal

Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin memegang esensi ajaran kasih sayang bagi semesta, yang mana seluruh umat manusia, tanpa memandang latar belakang, berhak untuk merasakan kedamaian dan keadilan. Al-Qur’an mencatat dengan jelas bagaimana nilai-nilai toleransi menjadi pilar penting dalam kehidupan beragama, seraya mengedepankan pemahaman bahwa perbedaan adalah bagian dari keberagaman ciptaan Tuhan. Namun, di era globalisasi ini, ajaran tersebut tak selalu mudah untuk diaktualisasikan. Tantangan realitas kehidupan, yang dipenuhi dengan silang sengkarut pemahaman dan kepentingan, seringkali menyulitkan kita untuk menerjemahkan toleransi secara utuh dan adil.

Globalisasi, yang kini menyelimuti hampir seluruh aspek kehidupan, membawa kita pada pertemuan-pertemuan antarbudaya yang terus berkembang. Interaksi ini menciptakan ruang terbuka bagi setiap keyakinan untuk saling berpapasan. Di satu sisi, ini adalah kesempatan emas untuk saling mengenal dan memperluas wawasan tentang keberagaman. Di sisi lain, keragaman juga berisiko memicu konflik bila perbedaan itu tak diimbangi dengan rasa saling menghargai. Sehingga, menjaga kerukunan menjadi upaya yang sangat relevan dalam merespons perubahan zaman, khususnya bagi umat Islam yang memegang prinsip rahmatan lil ‘alamin sebagai landasan hidup.

Untuk menjaga kerukunan, upaya paling mendasar yang perlu dilakukan adalah menolak segala bentuk pemaksaan dan penyeragaman yang dapat merusak kebinekaan. Memaksakan pandangan, baik secara rasional maupun irasional, hanya akan membatasi ruang kebebasan berpikir dan berkeyakinan. Ketika perbedaan pandangan dihargai dan dihormati, kita akan lebih mampu menikmati perbedaan tersebut sebagai kekayaan intelektual dan budaya yang konstruktif. Dengan demikian, toleransi bukan sekadar jargon, melainkan prinsip hidup yang terus dijaga agar setiap pandangan dan keyakinan dapat berkembang secara produktif tanpa tekanan.

Mari merenung sejenak, bila kita berkaca pada sejarah, para pendiri bangsa telah berupaya keras membangun fondasi negara yang mengakomodasi keberagaman pandangan, khususnya dalam aktualisasi ajaran Islam. Bentuk konstitusi dan kementerian agama yang kita miliki saat ini adalah refleksi dari kehidupan beragama yang harmonis dan inklusif, di mana perbedaan keyakinan mendapat perlindungan hukum dan tempat yang sama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Konsep Islam rahmatan lil ‘alamin yang berkembang di Indonesia sederhana saja: iman dan kemanusiaan. Islam mengajarkan bahwa setiap tindakan dan aturan hidup harus dilandasi dengan rasa kasih sayang yang berakar pada iman kepada Tuhan serta kemanusiaan. Maka, membangun harkat dan martabat manusia adalah tujuan luhur yang melekat dalam ajaran Islam. Kemanusiaan menjadi titik fokus yang melampaui batas subjektivitas dan objektivitas, di mana keduanya menjadi fondasi yang seimbang dalam menumbuhkan rasa cinta dan toleransi di tengah masyarakat. Karena sejatinya, Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin bukan hanya bagi kaum Muslim, tetapi juga bagi seluruh umat manusia dan semesta alam.

Dalam merespons tantangan global, toleransi yang kita bangun perlu dilandasi pemahaman mendalam akan hakikat rahmat itu sendiri. Islam bukanlah agama yang semata untuk diperdebatkan, tetapi untuk dipraktikkan dalam bentuk nyata. Ia mengajarkan kasih sayang yang mengalir dalam setiap aspek kehidupan, membawa kita pada makna keberagamaan yang penuh kedamaian.

Sumber:

Dalam Buku Alwi Shihab, Islam dan Kebhinekaan, Sub. Appendix oleh Prof. Abdul Malik Fajar: Islam Rahmatan Lil Alamin

 

Total
0
Shares
Share 0
Tweet 0
Share 0
Related Topics
  • Bhinneka
  • Indonesia
  • Islam
  • Keanekaragaman
  • Kemanusiaan
  • Malik Fajar
  • Muhammadiyah
  • Toleransi
Redaksi Riset Ringan

Previous Article
Pesantren Modern At-Tin UMP mengupayakan pendekatan pendidikan Al-Qur'an yang tidak hanya bertujuan untuk capaian hafalan tetapi juga pemahaman yang bijaksana dan reflektif.
  • Islamic Studies
  • Nalar Tafsir

Halaqah Al-Qur’an di Pesantren Modern At-Tin UMP: Menumbuhkan Generasi Qur’ani yang Reflektif

  • October 26, 2024
  • Redaksi Riset Ringan
View Post
Next Article
  • Nalar Sufi
  • Resensi Buku

Kehidupan dan Manifestasi Keagungan Ilahi

  • October 28, 2024
  • Redaksi Riset Ringan
View Post
You May Also Like
View Post
  • Islamic Studies
  • Nalar Salim

Berpikir dengan Framework Wahyu (Al-Qur’an)

  • Redaksi Riset Ringan
  • March 25, 2025
View Post
  • Islamic Studies

Konsep Wahyu dan Nuzulul Qur’an

  • Redaksi Riset Ringan
  • March 18, 2025
View Post
  • Ekologi (Islamic Ecology)
  • Islamic Studies

Risalah Ekologis: Menyadari Keterkaitan Islam dengan Isu Lingkungan

  • Redaksi Riset Ringan
  • March 13, 2025
View Post
  • International Article
  • Islamic Studies

The Levels of Taqwa

  • Redaksi Riset Ringan
  • March 10, 2025
View Post
  • Gerakan Sosial (Social Movement)

Orientasi Pendidikan Gontor dan Perannya di Ranah Sosial

  • Redaksi Riset Ringan
  • February 20, 2025
View Post
  • Ekologi (Islamic Ecology)
  • Gerakan Sosial (Social Movement)
  • Reportase

Delegasi Al Manar Muhammadiyah Boarding School Pemalang Dalami Ekoliterasi dalam Multi-Faith Ecoliteracy Camp 2025

  • Redaksi Riset Ringan
  • February 17, 2025
View Post
  • Gerakan Sosial (Social Movement)

Refleksi Nisyfu Sya’ban: Dari Ritual Hingga Sosial

  • Redaksi Riset Ringan
  • February 14, 2025
View Post
  • Islamic Studies
  • Muhammadiyah

Empat Kompetensi Dasar Kader Muhammdiyah

  • Redaksi Riset Ringan
  • February 7, 2025

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Subscribe

Subscribe now to our newsletter

Riset Ringan Riset Ringan
Artikel Ringan dan Bernas

Input your search keywords and press Enter.