• Panduan Kirim Naskah
  • Tentang Alfuwisdom
  • LIPUTAN BILFEST 2025
  • Sehimpun Gagasan
    • Nalar Salim
      • Nalar Tafsir
      • Nalar Insani
      • Nalar Sufi
    • Ekologi (Islamic Ecology)
    • Ekonomi Islam (Islamic Finance)
    • Gerakan Sosial (Social Movement)
    • Islamic Studies
    • Isu Perempuan (Woman Issues)
    • Kajian Bahasa (Sastra)
    • Kajian Filsafat (Philosophical Discourse)
    • Kewarganegaraan
    • Liputan Khusus
    • Pendidikan (Education)
    • Studi Kebudayaan (Cultural Studies)
    • Teknologi Informasi (Informatic Technology)
    • Wawancara
Rubrik
  • BILFEST 2025
  • Ekologi (Islamic Ecology)
  • Ekonomi Islam (Islamic Finance)
  • Gerakan Sosial (Social Movement)
  • Internasional
  • International Article
  • Islam dan Teknologi Informasi
  • Islamic Studies
  • Isu Perempuan (Woman Issues)
  • Kajian Bahasa (Sastra)
  • Kajian Filsafat (Philosophical Discourse)
  • Kewarganegaraan
  • Kuliah Subuh Ramadhan
  • Kultum Ramadhan
  • Liputan BILFEST 2025
  • Liputan Khusus
  • Muhammadiyah
  • Nalar Insani
  • Nalar Salim
  • Nalar Sufi
  • Nalar Tafsir
  • Pendidikan (Education)
  • Penerbitan Buku
  • Reportase
  • Resensi Buku
  • Resensi Buku
  • Studi Kebudayaan (Cultural Studies)
  • Teknologi Informasi (Informatic Technology)
  • Uncategorized
  • Wawancara
ALFUWISDOM
ALFUWISDOM
  • Panduan Kirim Naskah
  • Tentang Alfuwisdom
  • LIPUTAN BILFEST 2025
  • Sehimpun Gagasan
    • Nalar Salim
      • Nalar Tafsir
      • Nalar Insani
      • Nalar Sufi
    • Ekologi (Islamic Ecology)
    • Ekonomi Islam (Islamic Finance)
    • Gerakan Sosial (Social Movement)
    • Islamic Studies
    • Isu Perempuan (Woman Issues)
    • Kajian Bahasa (Sastra)
    • Kajian Filsafat (Philosophical Discourse)
    • Kewarganegaraan
    • Liputan Khusus
    • Pendidikan (Education)
    • Studi Kebudayaan (Cultural Studies)
    • Teknologi Informasi (Informatic Technology)
    • Wawancara
  • Islamic Studies
  • Penerbitan Buku
  • Reportase

Menenun Benang Intelektual: Studi Agama-Agama dalam Pusaran Dunia Literasi

  • November 2, 2025
  • 4 minute read
Total
0
Shares
0
0
0

Menenun Benang Intelektual: Studi Agama-Agama dalam Pusaran Dunia Literasi

YOGYAKARTA — Di sebuah rumah penerbitan kecil bernama Alfuwisdom Publishing & Bookstore, Yogyakarta, sekelompok akademisi muda dari Fakultas Ushuluddin Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor berkumpul dalam suasana hangat penuh refleksi. Mereka datang bukan sekadar untuk kunjungan akademik, tetapi untuk memperbincangkan sesuatu yang lebih mendasar: bagaimana tema besar studi agama-agama dapat bergerak dalam pusaran dunia literasi yang kian kompleks.

Diskusi interaktif bertajuk Studi Agama-Agama dalam Pusaran Dunia Literasi, itu menjadi arena perjumpaan dua dunia—dunia akademik dan dunia penerbitan—yang sama-sama berakar dalam tradisi keilmuan Islam. Kegiatan ini menghadirkan dua figur penting: Alvin Qodri Lazuardy, S.Ag., M.Pd., pendiri Alfuwisdom sekaligus alumni Studi Agama-Agama UNIDA Gontor, dan M. Djaya Aji Bima Sakti, S.Ag., M.Ag., dosen Studi Agama-Agama UNIDA Gontor.

 Menghidupkan Literasi, Menyambung Benang Ulama 

Alvin Qodri membuka forum dengan sapaan khas: “Ahlan wa sahlan di rumah literasi.” Dalam ungkapannya terselip filosofi mendalam: bahwa Alfuwisdom bukan sekadar penerbitan, melainkan rumah bagi ide, gagasan, dan tradisi keilmuan Islam yang terus bersambung dari generasi ke generasi.

“Ini ikhtiar untuk menghidupkan literasi dan menyambung benang,” ujarnya. “Ulama dahulu menyambung benang ilmu melalui dua jalur: tradisi lisan dan tradisi tulisan.”

Didirikan bersama istrinya, Puspita Ayu Lestari, dan seorang sahabat dari Purwokerto Bayu Dwi Cahyono, Alfuwisdom dibangun secara struktural dalam enam bulan, namun telah berakar sejak lima tahun lalu sebagai gerakan kultural. Ia lahir dari kesadaran bahwa literasi bukan sekadar aktivitas intelektual, melainkan ibadah dalam bentuk ilmu yang ditulis dan disebarkan.

Studi Agama dan Kritik terhadap Orientalisme

Dalam sesi narasinya, Alvin mengajak peserta menelusuri akar tradisi Studi Agama-Agama (SAA) yang kini banyak dipengaruhi oleh arus orientalisme Barat. Ia mengingatkan pentingnya kejernihan dalam memahami epistemologi ilmu agama agar tidak terjebak pada paradigma yang menyelewengkan Islam.

Ia menyinggung pemikiran Mu’in Sirry yang mengkritisi proses penulisan Al-Qur’an serta bagaimana perdebatan nya dengan Ustaz Nuruddin, kemudian menyitir bagaimana orientalisme mencoba menutup rapat khazanah literasi turats Islam. “Dalam Islam, kerangka keilmuannya sudah sangat rapi. Salah satunya adalah ilmu Mushthalah Hadis, yang menunjukkan bagaimana disiplin ilmu dikembangkan dengan sanad dan metodologi mumpuni secara dirayah dan riwayah,” ujarnya.

Bagi Alvin, tradisi literasi Islam bukan hanya soal teks, tetapi juga amanah. Ia menyebut Al-Qur’an memiliki gugusan konsep seminal dan bersifat quasi santifik-supra rasional

Ibrahim sebagai Simbol Ketauhidan Agama Samawi

Menariknya, diskusi juga menyentuh tema teologis yang sering menjadi bahan kajian lintas agama: sosok Nabi Ibrahim. Alvin menegaskan bahwa pemahaman yang menyebut Ibrahim melahirkan tiga agama semitik—Yahudi, Kristen, dan Islam—sering kali terdistorsi oleh narasi Barat.

“Ibrahim adalah Muslim. Mengartikan Islam hanya diturunkan kepada Nabi Muhammad adalah kesalahan epistemologis,” tegasnya. Baginya, Islam adalah al-din yang diturunkan sejak Nabi Adam hingga Nabi Muhammad SAW, sebagai kesinambungan wahyu, bukan produk sejarah manusia semata.

Dalam kerangka ini, Studi Agama-Agama harus berpijak pada pandangan hidup Islam (Islamic Worldview), bukan pada relativisme kultural Barat. Tujuannya bukan untuk menyeragamkan, melainkan untuk memurnikan pemahaman tentang agama sebagai jalan menuju tauhid.

Literasi (Studi Agama) sebagai Jalan Barokah Ilmu

Diskusi berkembang menjadi refleksi mendalam tentang barakah literasi—bahwa keberkahan ilmu hanya dapat diperoleh melalui tradisi membaca dan menulis. Alvin menegaskan, “Tidak mungkin bisa menulis tanpa membaca.” Ia mengajak mahasiswa untuk memulai dari hal kecil: membaca satu-dua lembar, lalu menulis ulang, hingga terbentuk kebiasaan intelektual yang berkelanjutan.

Tradisi intelektual Islam, ujarnya, berawal dari membaca (iqra’), lalu menulis dengan tangan, dan kini bertransformasi ke digital. Namun esensinya tetap sama: ilmu adalah amanah yang harus disebarkan dengan adab dan kejujuran ilmiah.

Pemantik: Djaya Aji Bima dan Masa Depan Studi Agama-Agama

Sebagai pemantik, M. Djaya Aji Bima Sakti mengajak mahasiswa untuk memandang Studi Agama-Agama bukan sekadar disiplin akademik, tetapi sebagai cara hidup ilmiah yang berdialog dengan zaman. “Kita tidak sedang mempelajari agama lain untuk membenarkan mereka, tapi untuk menemukan kebijaksanaan yang meneguhkan iman,” ungkapnya.

Ia menyoroti pentingnya pemberdayaan alumni dan jejaring akademik untuk membangun dunia keilmuan yang produktif. Alfuwisdom, menurutnya, menjadi contoh nyata bagaimana ilmu bisa diterjemahkan ke dalam praksis sosial—melalui penerbitan, literasi, dan pemberdayaan masyarakat.

Agama, Kapitalisme, dan Etika Sosial

Dalam sesi tanya jawab, muncul pertanyaan menarik dari peserta terkait tantangan dunia literasi dan maraknya budaya kapitalistik. Alvin menjawab lugas: “Ciri khas kapitalisme adalah mencari uang sebanyak-banyaknya dengan usaha sekecil-kecilnya. Islam menolak itu. Dalam Islam, rezeki datang melalui adab, ikhtiyar serta tawakal, bukan dengan eksploitasi.”

Ia juga menyoroti fenomena sosial seperti judi online (judol) sebagai contoh krisis moral akibat hilangnya peran agama sebagai solusi kehidupan. “Agama harus kembali menjadi panduan etis, bukan sekadar simbol sosial,” ujarnya.

Tentang e-book dan digitalisasi, ia berpendapat bahwa strategi boleh meniru, tetapi semangatnya tetap harus memberdayakan penulis kecil, guru, dan santri. “Target kami adalah penulis kecil yang akan tumbuh dengan Ide besar sebagai imodal utama,” tegasnya, sambil menjelaskan skema pembagian royalti 20% untuk penulis di Alfuwisdom.

Dari Literasi ke Spirit Keilmuan Islam

Diskusi berakhir dengan kesadaran kolektif bahwa dunia literasi adalah arena jihad intelektual. Mahasiswa Studi Agama-Agama diingatkan agar tetap menjaga cara pandang Islam (Worldview Islam) dengan iman, ilmu, dan amal.

“Islam memiliki jalan bagi yang tsawabit, juga ruang bagi yang berkompromi,” ujar Alvin menutup sesi. “Tetapi yang paling penting, jangan kehilangan kejernihan berpikir.”

Bagi para peserta, forum ini bukan sekadar kegiatan akademik, melainkan titik temu intelektualitas—menyusuri jejak ulama yang menulis bukan untuk sekadar kemasyhuran, tetapi untuk menghidupkan peradaban budaya kemajuan.

Penutup: Menghidupkan Jiwa

Pertemuan di Alfuwisdom menjadi bukti bahwa literasi Islam tetap menyala.  Ia terus tumbuh di tangan para intelektual muda yang meyakini bahwa menulis adalah ibadah, membaca adalah dzikir, dan berdialog adalah jalan untuk menemukan hikmah.

Di tengah dunia yang makin bising oleh informasi, Para Mahasiswa Studi Agama-Agama dan Alfuwisdom hadir sebagai oase pemikiran—menawarkan kejernihan, adab, dan kesadaran bahwa literasi dalam bentuk penerbit adalah upaya panjang untuk terus merawat umat dengan ilmu, iman dan amal.

(Red.alfuwisdom.com)

Total
0
Shares
Share 0
Tweet 0
Share 0
Related Topics
  • Gontor
  • Islam
  • Literasi
  • Studi Agama
  • UNIDA GONTOR
  • Ushuluddin
  • Worldview Islam
Redaksi Riset Ringan

Previous Article
  • Islamic Studies
  • Penerbitan Buku
  • Resensi Buku

Dari Istanbul ke Najd: Menelusuri Peta Besar Warisan Pemikiran Ibn Taimīya

  • Agustus 26, 2025
View Post
Next Article
  • Uncategorized

Lakasana Aksara Bedana: Menyalakan Hidup dalam Literasi

  • November 11, 2025
View Post

Subscribe

Subscribe now to our newsletter

You May Also Like
View Post
  • Islamic Studies
  • Penerbitan Buku
  • Resensi Buku

Dari Istanbul ke Najd: Menelusuri Peta Besar Warisan Pemikiran Ibn Taimīya

  • Redaksi Riset Ringan
  • Agustus 26, 2025
View Post
  • Penerbitan Buku
  • Resensi Buku

Resensi Buku: Meraih Kebahagiaan karya Fadil Mustopa

  • Redaksi Riset Ringan
  • Juli 4, 2025
View Post
  • Penerbitan Buku

Membaca Buku

  • Redaksi Riset Ringan
  • Juli 2, 2025
View Post
  • Penerbitan Buku

Ketika Untaian Kata menjadi Doa, Berbisik ke dalam Relung Jiwa

  • Redaksi Riset Ringan
  • Juni 23, 2025
View Post
  • Penerbitan Buku

Mencatatkan Diri dengan Legasi Literasi

  • Redaksi Riset Ringan
  • Juni 3, 2025
View Post
  • Penerbitan Buku

Menulis untuk Melawan Lupa, Menerbitkan untuk Menghidupkan Makna

  • Redaksi Riset Ringan
  • Juni 2, 2025
View Post
  • Penerbitan Buku

Menulis: Jalan Sunyi yang Menggema

  • Redaksi Riset Ringan
  • Juni 2, 2025
View Post
  • Islamic Studies
  • Nalar Salim

Berpikir dengan Framework Wahyu (Al-Qur’an)

  • Redaksi Riset Ringan
  • Maret 25, 2025

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Subscribe

Subscribe now to our newsletter

ALFUWISDOM
CV. ALFUWISDOM MITRA PRIMA

Input your search keywords and press Enter.