Riset Ringan Riset Ringan
  • Beranda
  • Tentang Kami
  • Ekologi (Islamic Ecology)
  • Ekonomi Islam (Islamic Finance)
  • Gerakan Sosial (Social Movement)
  • Islamic Studies
  • Isu Perempuan (Woman Issues)
  • Nalar Salim
    • Nalar Insani
    • Nalar Sufi
    • Nalar Tafsir
  • Kajian Bahasa (Sastra)
  • Kajian Filsafat (Philosophical Discourse)
  • Kewarganegaraan
  • Liputan Khusus
  • Pendidikan (Education)
  • Studi Kebudayaan (Cultural Studies)
  • Teknologi Informasi (Informatic Technology)
  • Wawancara
  • Kirim Tulisan
Rubrik
  • Ekologi (Islamic Ecology)
  • Ekonomi Islam (Islamic Finance)
  • Gerakan Sosial (Social Movement)
  • International Article
  • Islam dan Teknologi Informasi
  • Islamic Studies
  • Isu Perempuan (Woman Issues)
  • Kajian Bahasa (Sastra)
  • Kajian Filsafat (Philosophical Discourse)
  • Kewarganegaraan
  • Kuliah Subuh Ramadhan
  • Kultum Ramadhan
  • Liputan Khusus
  • Muhammadiyah
  • Nalar Insani
  • Nalar Salim
  • Nalar Sufi
  • Nalar Tafsir
  • Pendidikan (Education)
  • Reportase
  • Resensi Buku
  • Resensi Buku
  • Studi Kebudayaan (Cultural Studies)
  • Teknologi Informasi (Informatic Technology)
  • Uncategorized
  • Wawancara
Riset Ringan Riset Ringan
Riset Ringan Riset Ringan
  • Beranda
  • Tentang Kami
  • Kategori
    • Nalar Salim
      • Nalar Tafsir
      • Nalar Insani
      • Nalar Sufi
    • Ekologi (Islamic Ecology)
    • Ekonomi Islam (Islamic Finance)
    • Gerakan Sosial (Social Movement)
    • Islamic Studies
    • Isu Perempuan (Woman Issues)
    • Kajian Bahasa (Sastra)
    • Kajian Filsafat (Philosophical Discourse)
    • Kewarganegaraan
    • Liputan Khusus
    • Pendidikan (Education)
    • Studi Kebudayaan (Cultural Studies)
    • Teknologi Informasi (Informatic Technology)
    • Wawancara
  • Kirim Tulisan
  • Kewarganegaraan

Ihwal Mengenai Kewarganegaraan

  • November 27, 2023
  • Redaksi Riset Ringan
Total
0
Shares
0
0
0

Alvin Qodri Lazuardy, Dosen Kewarganegaraan Politeknik Harapan Bersama 

Pengantar

Indonesia, sebagai negara yang kaya akan keragaman budaya, agama, dan suku, telah menghadapi berbagai tantangan dalam membangun identitas nasional yang kokoh dan teguh. Salah satu elemen kunci dalam pembentukan identitas nasional Indonesia adalah Pilar Kebangsaan, yang mencakup UUD 1945, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Pilar ini menciptakan kerangka kerja dasar untuk menyatukan masyarakat Indonesia yang beragam. Di samping itu, identitas manusia Indonesia juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti agama, budaya, dan nilai-nilai kemanusiaan. Pancasila, sebagai Worldview (pandangan dunia) Indonesia, menjadi landasan yang sangat penting dalam memahami identitas dan pandangan dunia masyarakat Indonesia. Di dalam tulisan ini, kita akan menggali lebih dalam tentang pilar-pilar tersebut dan bagaimana mereka berkontribusi pada identitas nasional dan politik Indonesia.

Pilar Kebangsaan Indonesia. Salah satu fondasi utama identitas nasional Indonesia adalah Pilar Kebangsaan. Pilar ini mencakup beberapa elemen yang sangat penting, yang merupakan landasan utama bagi negara ini. Pertama, UUD 1945 (Undang-Undang Dasar 1945) adalah dokumen konstitusi yang mengatur prinsip-prinsip dasar negara, hak-hak dan kewajiban warga negara, serta struktur pemerintahan. UUD 1945 menetapkan dasar hukum bagi eksistensi dan operasi negara Indonesia. Ini juga mencerminkan tekad dan semangat perjuangan bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan dan keadilan. 

Pancasila, sebagai ideologi dasar Indonesia, merupakan unsur penting lainnya dalam Pilar Kebangsaan. Pancasila adalah serangkaian nilai-nilai moral dan politik yang menjadi dasar bagi pembentukan negara dan masyarakat Indonesia. Ini terdiri dari lima sila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. 

Selain Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika (berbeda-beda tetapi satu) mencerminkan semangat keragaman yang ada di Indonesia. Meskipun masyarakat Indonesia memiliki berbagai latar belakang budaya, agama, dan etnis, Bhinneka Tunggal Ika menekankan pentingnya persatuan dan persaudaraan di antara semua warga negara Indonesia. Ini adalah prinsip yang menjadi pijakan bagi keberagaman Indonesia, dan dalam konteks ini, keberagaman dianggap sebagai kekayaan nasional.

Pilar selanjutnya, NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) adalah konsep bahwa Indonesia adalah sebuah negara tunggal yang terdiri dari berbagai wilayah dan suku bangsa yang berbeda. Konsep ini menggarisbawahi pentingnya menjaga integritas dan kesatuan Indonesia di tengah keberagaman. Ini juga menggambarkan semangat persatuan yang mendasari pembentukan negara ini pada tahun 1945 dan NKRI ini dinisasi oleh Moh. Natsir, setelah Indonesia mengalami berbagai konflik internal dalam interval 1945-1955. 

Pancasila Sebagai Worldview. Pancasila memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk identitas nasional dan pandangan dunia Indonesia. Sebagai Worldview, Pancasila adalah pandangan umum tentang cara melihat dan berinteraksi dengan dunia. Salah satu aspek utama dari Pancasila adalah sila pertama, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Sila ini menggarisbawahi pentingnya keyakinan pada Tuhan dalam kehidupan individu Indonesia. Meskipun Indonesia memiliki berbagai agama, pengakuan akan keberadaan Tuhan adalah landasan moral dan etika yang bersama-sama dipegang oleh warga negara.

Sila-sila selanjutnya dalam Pancasila, seperti Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, mencerminkan nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Misalnya, sila ketiga, Persatuan Indonesia, menekankan pentingnya persatuan di tengah keragaman, sementara sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan, mencerminkan prinsip demokrasi dalam sistem pemerintahan Indonesia.

Pancasila juga memiliki peran penting dalam hubungan internasional Indonesia. Negara ini sering kali mengacu pada Pancasila sebagai dasar hubungan diplomatis dan kerjasama dengan negara-negara lain. Ini mencerminkan tekad Indonesia untuk mempromosikan perdamaian, keadilan, dan kerja sama internasional berdasarkan nilai-nilai Pancasila.

Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila. Salah satu cara penting untuk memastikan keberlanjutan nilai-nilai Pancasila adalah melalui pendidikan. Pendidikan kewarganegaraan di tingkat perguruan tinggi, terutama untuk mahasiswa, merupakan wadah penting untuk memahami, menginternalisasi, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Ini bukan hanya tentang pemahaman teoritis, tetapi juga tentang mendorong mahasiswa untuk mengaktualisasikan nilai-nilai tersebut dalam tindakan nyata.

Dalam konteks ini, aktualisasi nilai-nilai Pancasila mencakup berbagai aspek. Pertama, mahasiswa diharapkan untuk memahami secara mendalam arti dan relevansi setiap sila Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Ini melibatkan refleksi kritis tentang bagaimana nilai-nilai ini dapat diterapkan dalam berbagai konteks, mulai dari kehidupan pribadi hingga tindakan politik.

Selanjutnya, aktualisasi nilai-nilai Pancasila juga mencakup pengembangan keterampilan sosial, keterampilan kepemimpinan, dan kemampuan berkomunikasi yang efektif. Mahasiswa diharapkan menjadi agen perubahan yang mampu mempromosikan nilai-nilai Pancasila dalam masyarakat dan memengaruhi kebijakan publik.

Selain itu, aktualisasi nilai-nilai Pancasila juga mengharuskan mahasiswa untuk terlibat dalam kegiatan sosial dan pelayanan masyarakat. Ini merupakan wujud konkret dari nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan sosial yang dijunjung tinggi dalam Pancasila. Mahasiswa diharapkan untuk berkontribusi pada pembangunan masyarakat dan berpartisipasi dalam upaya mengatasi masalah sosial yang ada i masyarakat. Terakhir, partai politik Indonesia juga memiliki peran penting dalam pembentukan masa depan negara ini. Politik yang berkeadaban dan berlandaskan asas keadilan anti-penindasan adalah prinsip yang harus dipegang teguh oleh partai politik. Dengan demikian, Indonesia dapat terus berkembang sebagai negara yang kuat, adil, dan berkelanjutan.

Total
0
Shares
Share 0
Tweet 0
Share 0
Related Topics
  • Nasionalisme
Redaksi Riset Ringan

Previous Article
  • Pendidikan (Education)

Guru dan Kesehatan Mental Anak

  • November 25, 2023
  • Redaksi Riset Ringan
View Post
Next Article
  • Kewarganegaraan
  • Studi Kebudayaan (Cultural Studies)

Pengertian Multikulturalisme

  • November 27, 2023
  • Redaksi Riset Ringan
View Post
You May Also Like
View Post
  • Gerakan Sosial (Social Movement)
  • Kewarganegaraan

Menjaga Marwah Persyarikatan dalam Konstelasi PILKADA

  • Redaksi Riset Ringan
  • October 17, 2024
View Post
  • Gerakan Sosial (Social Movement)
  • Kewarganegaraan
  • Nalar Salim

Pascaperistiwa G30S/PKI: Misi Kristenisasi dan Respon Dakwah

  • Redaksi Riset Ringan
  • October 1, 2024
View Post
  • Gerakan Sosial (Social Movement)
  • Kewarganegaraan
  • Nalar Insani
  • Pendidikan (Education)

Pendidikan Islam dan Perlawanan Terhadap Kebodohan

  • Redaksi Riset Ringan
  • August 17, 2024
View Post
  • Kewarganegaraan
  • Nalar Salim
  • Pendidikan (Education)

Pendidikan dan Kemerdekaan dalam Perspektif Islam

  • Redaksi Riset Ringan
  • August 15, 2024
View Post
  • Ekologi (Islamic Ecology)
  • Gerakan Sosial (Social Movement)
  • Kewarganegaraan

Sampah Itu Manja

  • Redaksi Riset Ringan
  • May 27, 2024
View Post
  • Ekologi (Islamic Ecology)
  • Gerakan Sosial (Social Movement)
  • Kewarganegaraan
  • Resensi Buku

Mengulas Buku “Ekologi Pemerintahan Indonesia Edisi Revisi” Karya Prof. Dr. H. Inu Kencana Syafiie, M.Si

  • Redaksi Riset Ringan
  • April 7, 2024
View Post
  • Gerakan Sosial (Social Movement)
  • Kewarganegaraan

Kewarganegaraan, Hak Asasi Manusia dan Pendidikan Islam

  • Redaksi Riset Ringan
  • April 5, 2024
View Post
  • Islamic Studies
  • Kewarganegaraan
  • Pendidikan (Education)

Makna Ad-Diin dan Tamaddun

  • Redaksi Riset Ringan
  • March 16, 2024

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Subscribe

Subscribe now to our newsletter

Riset Ringan Riset Ringan
Artikel Ringan dan Bernas

Input your search keywords and press Enter.