• Panduan Kirim Naskah
  • Tentang Alfuwisdom
  • LIPUTAN BILFEST 2025
  • Sehimpun Gagasan
    • Nalar Salim
      • Nalar Tafsir
      • Nalar Insani
      • Nalar Sufi
    • Ekologi (Islamic Ecology)
    • Ekonomi Islam (Islamic Finance)
    • Gerakan Sosial (Social Movement)
    • Islamic Studies
    • Isu Perempuan (Woman Issues)
    • Kajian Bahasa (Sastra)
    • Kajian Filsafat (Philosophical Discourse)
    • Kewarganegaraan
    • Liputan Khusus
    • Pendidikan (Education)
    • Studi Kebudayaan (Cultural Studies)
    • Teknologi Informasi (Informatic Technology)
    • Wawancara
Rubrik
  • BILFEST 2025
  • Ekologi (Islamic Ecology)
  • Ekonomi Islam (Islamic Finance)
  • Gerakan Sosial (Social Movement)
  • Internasional
  • International Article
  • Islam dan Teknologi Informasi
  • Islamic Studies
  • Isu Perempuan (Woman Issues)
  • Kajian Bahasa (Sastra)
  • Kajian Filsafat (Philosophical Discourse)
  • Kewarganegaraan
  • Kuliah Subuh Ramadhan
  • Kultum Ramadhan
  • Liputan BILFEST 2025
  • Liputan Khusus
  • Muhammadiyah
  • Nalar Insani
  • Nalar Salim
  • Nalar Sufi
  • Nalar Tafsir
  • Pendidikan (Education)
  • Penerbitan Buku
  • Reportase
  • Resensi Buku
  • Resensi Buku
  • Studi Kebudayaan (Cultural Studies)
  • Teknologi Informasi (Informatic Technology)
  • Uncategorized
  • Wawancara
ALFUWISDOM
ALFUWISDOM
  • Panduan Kirim Naskah
  • Tentang Alfuwisdom
  • LIPUTAN BILFEST 2025
  • Sehimpun Gagasan
    • Nalar Salim
      • Nalar Tafsir
      • Nalar Insani
      • Nalar Sufi
    • Ekologi (Islamic Ecology)
    • Ekonomi Islam (Islamic Finance)
    • Gerakan Sosial (Social Movement)
    • Islamic Studies
    • Isu Perempuan (Woman Issues)
    • Kajian Bahasa (Sastra)
    • Kajian Filsafat (Philosophical Discourse)
    • Kewarganegaraan
    • Liputan Khusus
    • Pendidikan (Education)
    • Studi Kebudayaan (Cultural Studies)
    • Teknologi Informasi (Informatic Technology)
    • Wawancara
  • Uncategorized

Lakasana Aksara Bedana: Menyalakan Hidup dalam Literasi

  • November 11, 2025
  • 3 minute read
Total
0
Shares
0
0
0

Redaksi Alfuwisdom

Di sebuah lembah yang dilingkupi udara dingin Banjarnegara, di Desa Bedana, Kalibening, sedang disiapkan sebuah perayaan yang tak berpanggang pada gemerlap panggung, melainkan pada bara pengetahuan. Ia dinamai “Lakasana Aksara Bedana”, sebuah gerakan yang menjadikan literasi bukan sekadar kegiatan membaca dan menulis, tetapi napas kehidupan itu sendiri.

Dengan motto: Living Literacy, kegiatan ini berupaya menumbuhkan kesadaran literasi yang hidup—yang berdenyut dalam keseharian para tunas muda Bedana. Literasi yang menumbuhkan bukan hanya kecakapan berpikir, tapi juga kelembutan hati dan ketajaman nurani. Sebab, bagi mereka yang percaya pada kekuatan kata, literasi bukan sekadar kemampuan, melainkan cara merawat peradaban.

Benih yang Disemai Bersama

Inisiatif ini lahir dari tangan-tangan yang percaya pada kekuatan kolaborasi. Dari arah Dompet Dhuafa, hadir Wildan Atqiya, Khoirun Nizar dan Busro Sudono dari Dompet Dhuafa Jawa Tengah, dan para pegiat sosial DDVolunteer yang memahami, bahwa kesejahteraan batin sering bermula dari melek aksara. Mereka bersinergi dengan Alvin Qodri Lazuardy, Direktur Alfuwisdom Publishing, rumah penerbitan yang selama ini mengusung semangat literasi berbasis kebijaksanaan lokal. Tak ketinggalan, tangan-tangan warga desa, dipimpin Ibu Hana Pratiwi, Ketua PKK Desa Bedana, ikut menyiapkan jalannya acara. Mereka adalah wajah-wajah yang menolak diam dalam ketidaktahuan, memilih menanam ilmu di ladang kata.

Kolaborasi antara Dompet Dhuafa Jateng dan Alfuwisdom Publishing ini menumbuhkan sebuah gerakan literasi yang bertunas dalam tiga pilar utama program “Lakasana Aksara Bedana.” Pilar pertama, Jurnalistik Desa Bedana, menjadi ruang belajar tempat warga diajak menulis berita dan kisahnya sendiri—belajar menjadi saksi dan pewarta bagi denyut kehidupan desanya. Pilar kedua, Pustaka Bumi Putera Bedana, tumbuh sebagai cikal bakal perpustakaan yang tak sekadar menampung buku, tetapi juga menyimpan pengetahuan, merawat hikmah, dan menjadi tempat berteduh bagi imajinasi anak-anak yang haus cerita. Dan pilar ketiga, Pemburu Naskah Anak Desa, bergerak menyusuri lorong-lorong kampung untuk menemukan para penulis muda yang mungkin selama ini menulis diam-diam di sela tugas sekolah atau di bawah cahaya lampu semangat literasi menjelang senja. Tiga pilar ini bukan hanya program, melainkan napas dari semangat Living Literacy—bahwa literasi hidup di tengah masyarakat, tumbuh bersama mereka yang berani menulis kisahnya sendiri.

Menuju Puncak: Dari Membaca ke Menghidupi

Seluruh rangkaian kegiatan Lakasana Aksara Bedana akan bergulir dengan format hybrid, menggabungkan kehangatan tatap muka dengan jangkauan luas ruang daring—sebuah cara untuk memastikan semangat literasi tidak terbatasi jarak dan waktu. Puncak perhelatan akan tiba pada 26-27 November 2025, ketika tiga agenda utama digelar bak festival gagasan dan kata. Pertama, Workshop Jurnalistik Desa yang mengasah kepekaan warga dalam menulis berita dan menuturkan kisah, agar setiap peristiwa di tanah Bedana tak luput dari pena mereka sendiri. Kedua, Pelatihan “How To Read A Book”, yang tidak hanya mengajarkan teknik membaca, melainkan mengajak peserta menelusuri makna kehidupan di balik setiap lembar teks. Dan ketiga, Pelatihan Penyusunan Naskah Menjadi Buku, yang membuka jalan bagi para penulis muda agar suaranya tidak berhenti di catatan harian, tetapi menjelma menjadi karya yang hidup dan menginspirasi. Dari ruang belajar hingga layar digital, Bedana bersiap menjadi bukti bahwa literasi bisa tumbuh di mana saja—selama ada niat untuk terus membaca dunia dan menulis masa depan.

Kemudian, pada 27 November 2025, acara akan ditutup dengan pengukuhan bersama Kepala Desa Bedana, menandai bahwa literasi bukan hanya urusan buku, tetapi perihal kesepakatan sosial untuk tumbuh bersama dalam pengetahuan.

Denyut Literasi yang Tak Pernah Padam

Di antara sawah, suara ayam, dan tawa anak-anak, Bedana sedang menulis bab baru dalam sejarahnya. Tak ada kemewahan di sana, hanya semangat untuk menjadikan kata sebagai cahaya yang menuntun jalan. “Lakasana Aksara Bedana” adalah bukti bahwa literasi bisa tumbuh di mana saja—di tengah keterbatasan sekalipun, selama ada cinta yang menghidupkannya.

Sebab, sebagaimana air yang mengalir ke segala arah, literasi pun mestinya hidup—menyapa, menyembuhkan, dan menumbuhkan. Dan dari Bedana, sebuah desa kecil di Banjarnegara, kita belajar: bahwa hidup yang beraksara adalah hidup yang berdaya. (*)

Total
0
Shares
Share 0
Tweet 0
Share 0
Related Topics
  • Aksara
  • Bedana
  • Desa
  • Jurnalistik
  • Literasi
Redaksi Riset Ringan

Previous Article
  • Islamic Studies
  • Penerbitan Buku
  • Reportase

Menenun Benang Intelektual: Studi Agama-Agama dalam Pusaran Dunia Literasi

  • November 2, 2025
View Post

Subscribe

Subscribe now to our newsletter

You May Also Like
View Post
  • Uncategorized

Sukses Digelar, Talkshow Pengembangan Diri di SMA MBS Bumiayu

  • Redaksi Riset Ringan
  • Februari 27, 2025
View Post
  • Uncategorized

Hidup Adalah Tiga Fase: Merencanakan, Menjalani, dan Melepaskan

  • Redaksi Riset Ringan
  • Januari 29, 2025
View Post
  • Uncategorized

Peran Teknologi Informasi dalam Mengembangkan Pendidikan Islam di Era Modern

  • Redaksi Riset Ringan
  • Januari 19, 2025
View Post
  • Uncategorized

HARDIKNAS: Sebuah Refleksi atas Esensi Pendidikan

  • Redaksi Riset Ringan
  • Mei 5, 2024
View Post
  • Uncategorized

Resensi Buku: “Stop Merangukan Diri Sendiri” oleh Ibrahim El Fiky

  • Redaksi Riset Ringan
  • April 22, 2024
View Post
  • Nalar Insani
  • Pendidikan (Education)
  • Uncategorized

Pola Pendidikan Manusia Fitrah, Memulai Dari Keluarga

  • Irhas Muflih
  • April 12, 2024
View Post
  • Resensi Buku
  • Uncategorized

Resensi Buku “Rahasia Meraih Shalat Khusyuk”

  • Redaksi Riset Ringan
  • April 7, 2024

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Subscribe

Subscribe now to our newsletter

ALFUWISDOM
CV. ALFUWISDOM MITRA PRIMA

Input your search keywords and press Enter.