• Panduan Kirim Naskah
  • Tentang Alfuwisdom
  • LIPUTAN BILFEST 2025
  • Sehimpun Gagasan
    • Nalar Salim
      • Nalar Tafsir
      • Nalar Insani
      • Nalar Sufi
    • Ekologi (Islamic Ecology)
    • Ekonomi Islam (Islamic Finance)
    • Gerakan Sosial (Social Movement)
    • Islamic Studies
    • Isu Perempuan (Woman Issues)
    • Kajian Bahasa (Sastra)
    • Kajian Filsafat (Philosophical Discourse)
    • Kewarganegaraan
    • Liputan Khusus
    • Pendidikan (Education)
    • Studi Kebudayaan (Cultural Studies)
    • Teknologi Informasi (Informatic Technology)
    • Wawancara
Rubrik
  • BILFEST 2025
  • Ekologi (Islamic Ecology)
  • Ekonomi Islam (Islamic Finance)
  • Gerakan Sosial (Social Movement)
  • International Article
  • Islam dan Teknologi Informasi
  • Islamic Studies
  • Isu Perempuan (Woman Issues)
  • Kajian Bahasa (Sastra)
  • Kajian Filsafat (Philosophical Discourse)
  • Kewarganegaraan
  • Kuliah Subuh Ramadhan
  • Kultum Ramadhan
  • Liputan BILFEST 2025
  • Liputan Khusus
  • Muhammadiyah
  • Nalar Insani
  • Nalar Salim
  • Nalar Sufi
  • Nalar Tafsir
  • Pendidikan (Education)
  • Penerbitan Buku
  • Reportase
  • Resensi Buku
  • Resensi Buku
  • Studi Kebudayaan (Cultural Studies)
  • Teknologi Informasi (Informatic Technology)
  • Uncategorized
  • Wawancara
ALFUWISDOM
ALFUWISDOM
  • Panduan Kirim Naskah
  • Tentang Alfuwisdom
  • LIPUTAN BILFEST 2025
  • Sehimpun Gagasan
    • Nalar Salim
      • Nalar Tafsir
      • Nalar Insani
      • Nalar Sufi
    • Ekologi (Islamic Ecology)
    • Ekonomi Islam (Islamic Finance)
    • Gerakan Sosial (Social Movement)
    • Islamic Studies
    • Isu Perempuan (Woman Issues)
    • Kajian Bahasa (Sastra)
    • Kajian Filsafat (Philosophical Discourse)
    • Kewarganegaraan
    • Liputan Khusus
    • Pendidikan (Education)
    • Studi Kebudayaan (Cultural Studies)
    • Teknologi Informasi (Informatic Technology)
    • Wawancara
  • Uncategorized

HARDIKNAS: Sebuah Refleksi atas Esensi Pendidikan

  • Mei 5, 2024
  • 2 minute read
Total
0
Shares
0
0
0

Oleh: Bayu Dwi Cahyono, M.Pd/ Ka. SMP UMP, Dosen FAI UMP

Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) adalah momen yang penting bagi bangsa Indonesia untuk merenungkan kembali makna dan peran penting pendidikan dalam kehidupan manusia serta perjalanan peradaban manusia itu sendiri. Pendidikan bukanlah sekadar proses formal di dalam ruang kelas, melainkan sebuah perjalanan panjang menuju pemahaman yang lebih mendalam tentang diri kita, masyarakat, dan dunia di sekitar kita.

Pendidikan, dalam konsepnya, tidak hanya mencakup transfer pengetahuan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Lebih dari itu, pendidikan membentuk karakter, membimbing sikap, dan mengasah kemampuan individu untuk berpikir kritis dan bertindak secara bijaksana. Seperti yang diungkapkan dalam petuah Ki Hadjar Dewantara, pendidikan harus mampu membawa seseorang dari kesadaran akan keberadaan (ing ngarsa sung tulada), menuju upaya untuk membangun (ing madya mangun karsa), dan akhirnya, mengabdi kepada kepentingan yang lebih besar (tut wuri handayani).

Indonesia memiliki kekayaan budaya dan sejarah yang memperkaya konsep pendidikan. Dalam Al-Qur’an, kita menemukan cerita tentang pendidikan pertama manusia, ketika Allah mengajarkan kepada Nabi Adam tentang nama-nama segala sesuatu. Ini menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan manusia sejak awal penciptaan.

Selain itu, konstitusi Indonesia secara tegas menetapkan bahwa pendidikan adalah hak setiap warga negara. Undang-undang dasar kita mencerminkan tekad untuk memberikan akses pendidikan yang merata dan berkualitas bagi semua lapisan masyarakat. Tujuan pendidikan yang disebutkan oleh Tan Malaka, salah satu pahlawan nasional, menekankan pentingnya mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan, dan memperhalus perasaan.

Namun, pendidikan tidak hanya tentang mencetak generasi yang cerdas secara intelektual. Pendekatan Paulo Freire yang menekankan pembebasan melalui pendidikan mengajarkan bahwa pendidikan seharusnya juga membebaskan individu dari belenggu ketidaktahuan dan ketidakadilan. Pendidikan yang baik harus menghasilkan individu yang mandiri, kritis, dan berdaya.

Dalam peringatan Hardiknas, penting bagi kita untuk merenungkan peran kita masing-masing dalam mengembangkan pendidikan. Setiap individu adalah guru bagi dirinya sendiri dan bagi orang lain di sekitarnya. Semangat untuk terus belajar dan berkembang harus senantiasa dihidupkan, baik melalui pengalaman formal di sekolah maupun melalui pengalaman sehari-hari.

Kita juga harus mengambil contoh dari para tokoh pendidikan seperti Ki Hadjar Dewantara, yang tidak hanya menjadi pendidik, tetapi juga menjadi teladan dalam masyarakat. Mereka menunjukkan bahwa pendidikan sejati adalah tentang lebih dari sekadar memperoleh pengetahuan, tetapi juga tentang mencapai kemerdekaan dan kebijaksanaan dalam menjalani kehidupan.

Dalam era yang penuh dengan informasi dan tantangan kompleks, kemampuan berpikir kritis dan mandiri menjadi semakin penting. Hardiknas harus menjadi momentum bagi kita semua untuk memperkuat kemampuan berpikir kita, sehingga kita dapat tetap merdeka dalam menyikapi berbagai persoalan dan tantangan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian, peringatan Hardiknas bukan hanya sekadar seremoni formal, tetapi juga kesempatan untuk mengingat kembali nilai-nilai dan tujuan sejati dari pendidikan. Hanya dengan pendidikan yang holistik dan inklusif kita dapat mencerdaskan kehidupan bangsa dan membawa perubahan yang positif bagi masyarakat dan dunia di sekitar kita.

Total
0
Shares
Share 0
Tweet 0
Share 0
Related Topics
  • HARDIKNAS
  • Ki Hajar Dewantara
  • Paulo Piere
  • Pendidikan Islam
  • Pendidikan Nasional
  • Solusi Pendidikan
Redaksi Riset Ringan

Previous Article
  • Uncategorized

Resensi Buku: “Stop Merangukan Diri Sendiri” oleh Ibrahim El Fiky

  • April 22, 2024
View Post
Next Article
  • Gerakan Sosial (Social Movement)
  • Kajian Bahasa (Sastra)

Membina Kesejahteraan Literasi di Masyarakat

  • Mei 25, 2024
View Post

Subscribe

Subscribe now to our newsletter

You May Also Like
View Post
  • Uncategorized

Sukses Digelar, Talkshow Pengembangan Diri di SMA MBS Bumiayu

  • Redaksi Riset Ringan
  • Februari 27, 2025
View Post
  • Uncategorized

Hidup Adalah Tiga Fase: Merencanakan, Menjalani, dan Melepaskan

  • Redaksi Riset Ringan
  • Januari 29, 2025
View Post
  • Uncategorized

Peran Teknologi Informasi dalam Mengembangkan Pendidikan Islam di Era Modern

  • Redaksi Riset Ringan
  • Januari 19, 2025
View Post
  • Uncategorized

Resensi Buku: “Stop Merangukan Diri Sendiri” oleh Ibrahim El Fiky

  • Redaksi Riset Ringan
  • April 22, 2024
View Post
  • Nalar Insani
  • Pendidikan (Education)
  • Uncategorized

Pola Pendidikan Manusia Fitrah, Memulai Dari Keluarga

  • Irhas Muflih
  • April 12, 2024
View Post
  • Resensi Buku
  • Uncategorized

Resensi Buku “Rahasia Meraih Shalat Khusyuk”

  • Redaksi Riset Ringan
  • April 7, 2024

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Subscribe

Subscribe now to our newsletter

ALFUWISDOM
CV. ALFUWISDOM MITRA PRIMA

Input your search keywords and press Enter.